Saturday, June 20, 2009

AKAL

kutipan dari berbagai sumber oleh islah_adi@yahoo.com


Al-harits bin asad al-muhasiby, seorang sufi besar, sekaligus pakar hokum dan hadits serta sastrawan yang wafat di bagdad pada tahun 857M berkata bahwa:
“Akal adalah insting yang diciptakan Allah Swt pada kebanyakan makhluk-Nya, yang (hakikatnya) oleh hamba-hamba-Nya – baik melalui (pengajaran) sebagian untuk sebagian yang lain, tidak juga mereka secara berdiri sendiri – (mereka semua) tidak dapat menjangkaunya dengan pandangan, indera, rasa, atau cicipan. Allah yang mmperkenalkan (insting itu) melalui akal itu (dirinya sendiri).”

Lebih lanjut al-Muhaiby berkata, ‘Demikian akal itulah hamba-hamba allah SWT mengenal-Nya. Mereka menyaksikan wujud-Nya dengan akal itu, yang mereka kenal dengan akal mereka juga. Dan dengannya mereka mengetahui apa yang bermanfaat bagi mereka dan dengannya pula mereka mengetahui dan dapat membedakan apa yang bermanfaat dan apa yang berbahaya baginya dalam urusan kehidupan dunianya, maka dia telah mengetahui bahwa Allah SWT telah menganugerahinya dengan akal yang dicabutnya dari orang gila atau yang tersesat dan juga dari sekian banyak orang picik yang hanya sedikit memiliki akal.”

Ada lagi yang berpendapat bahwa akal terdiri dari dua macam. Akal yang merupakan anugerah Allah SWT dan akal yang dapat diperoleh dan dikembangkan oleh manusia melalui penalaran, pendidikan, dan pengalaman hidup.

Al-Ghazali, sufi yang filosof itu, mengingatkan bahwa kata “akal” mempunyai banyak pengertian. Ia dapat berarti potensi yang membedakan manusia dari binatang dan yang menjadikan manusia mampu menerima berbagai pengetahuan teoritis. Makna ini tidak jauh berdeda dengan pendapat al-Muhasiby di atas. Akal juga bearti pengetahuan yang dicerna oleh seorang anak yang telah mendekati usia dewasa, di mana –misalnya- ia dapat mengetahui bahwa sesuatu tidak nungkin ada pada sesuatu yang pada saat yang sama ia tidak ada juga di tempat itu, atau dua itu lebih banyak dari satu. Makna ketiga dari akal, menurut al-Ghazali, adalah pengetahuan yang diperoleh seseorang berdasar pengalaman yang dilaluinya dan yang pada gilirannya memperhalus budinya. Menurut kebiasaan, orang yang demikian ini dimanai “orang berakal”, sedang orang yang kasarbudinya dinamai “tidak berakal”. Makna keempat dari akal adalah kekuatan insting yang menjadikan seseorang mengetahui dampak semua persoalan yang dihadapinya, lalu mampu menekan hawa nafsunya serta mengatasinya agar tidak terlarut olehnya.

Comments :

0 comments to “ AKAL


Post a Comment

Thanks for Your Comment!