Friday, July 17, 2009

DENGAR KELUHKU





Dengan peluhku, kumulai berpikir akan semua yang ada di alam ini berikut isinya. Entah ada apa saja di alam raya ini (sebagai ciptaan ALLAH SWT), sebagai tanyaku untuk kurenungkan.

Aku mulai membaca buku dari pencarian jati diri selama ini, yang kutemukan secara tidak sengaja, mungkin inilah jalan yang ALLAH SWT ingin tunjukkan kepadaku yang masih buta ilmu ini.

Dengan cara membaca buku, serta literature dari internet aku mulai mengarungi bahtera alam raya ini, semakin aku membacanya semakin besar pula ilmu yang selama ini belumku mengerti; semua kandungan dari segala peristiwa-peristiwa yang kualaimi dan semakin dalam kubertanya-tanya akan apakah alam raya ini diciptakan.

Pernah kubaca salah satu buku yang ada di rak usang tempatku bernaung dari hujan dan teriknya mentari; alam raya ini di ciptakan bagi manusia untuk menjalani ujian untuk selanjutnya ujian itu akan memperoleh hasil surga ataupun neraka, dan di surga saja begitu banyaknya nikmat yang masih kita nikmati selama ini apalagi di dalam surga tentu saja banyak sekali hal-hal yang tidak bisa kita pikirkan di dunia, nikmat yang akan kita peroleh di surga jika kita menjalani kehidupan di dunia ini sesuai dengan kaidah-kaidah agama (islam) yang sesungguhnya.


Yang menjadi pertanyaan di hatiku selama ini adalah mengapa manusia lebih mudah untuk terperosok dalam jurang kesesatan dari pada selamat menjalani kehidupan yang lurus dan diridhoi oleh ALLAH SWT.

Dari salah satu lagu yang pernah kudengar bahwa mengapa manusia lebih suka memilih untuk menjalani kesesatan dengan biaya mahal (minum-minuman keras serta makanan yang tidak halal, yang belum tentu akan baik bagi tubuh manusia) sedang makanan yang lebih sehat serta lebih mudah kita peroleh, kita tinggalkan.

Begitu mudahnya seseorang untuk terjungkal dari perkara aniaya yang belum tentu kita sadari kita melakukan kesalahan berakibat pada dosa yang terus bertambah pula, seakan-akan kita tidak mengetahuinya serta begitu cepat kita melupakannya.

Tanpa rasa bersalah di diri kita, penyesalan maupun rasa berdosa.

Aku mulai mengeluh mengapa ilmu yang ada di diriku ini belumlah kuat untuk menjawab semua pertanyaan yang ada dibenakku. Mengeluh pada segala aktifitasku yang selama ini kadang-kadang begitu sia-sia.

Terkadang aku merasa sebagai manusia yang sombong akan nikmat yang pernah kuperoleh dan terkadang aku begitu kecil, begitu tidak berdaya, dan begitu lemah.

Mungkin inilah sebagai tanda bagiku bahwa diriku adalah manusia dengan lemah iman.

Setiap selesai ibadah yang kujalani (shalat) aku berdoa dengan doa untuk diberikan (dibukakan) pintu ilmu yang seluas-luasnya bagiku, akan tetapi tidak pula dengan segala ikhtiar yang kujalani masih begitu kurangnya, yang ada hanya rasa malas yang melanda di dalam kesadaranku.

Sehingga doa ini terasa percuma yang tidak aku barengi dengan ikhtiar yang jelas. Namun alhamdulillah ALLAH SWT tidak melupakan hambanya yang masih lemah ilmu ini, sedikit demi sedikit aku mendapatkan ilmu itu secara tidak sengaja, baik melalui tingkah laku manusia yang pernah aku lihat maupun dalam berbagai teks-teks bacaan yang pernah ada di tanganku yang pernah kubaca kurenungi arti kandungan buku tersebut dan tingkat pemahamanku yang masih terbatas ini.

Sekali lagi rasa penasaranku begitu mendalam untuk kucari kebenaranya.

Pernah ku merenung seandainya di dunia ini tidak ada orang yang miskin harta, tentu tidak ada orang yang merasa kaya harta, karena orang kaya harta itu akibat dari perbandingan dengan orang yang tidak mempunyai harta lebih (miskin harta).

Serta orang yang merasa bahagia di karenakan dia pernah merasakan kesedihan.

Namun yang jelas dihadapan ALLAH SWT yang membedakan hanya tingkat keimanannya.

Semakin tingkat imannya tinggi maka derajat yang diberikan akan tinggi pula.

Ingin ku berbagi keluhanku dengan sesamaku (manusia) sebelum tiba ajalku, ingin ku mengerti akan segala kengintahuanku yang mendalam akan banyak hal yang terkandung dalam artinya hidup di dunia ini, ingin ku merasa bahwa aku lebih mensyukri nikmat yang telah aku terima, inginku menjalani keimanan yang sesungguhnya sebelum tiba masa pencabutan roh dari tubuh yang tidak akan abadi ini, ingin ku tak lupa berucap kalimat shahadat ketika malaikat mulai mencabut roh dari tubuh ini, ingin kuberbakti kepada ALLAH SWT dengan beribadah ikhlas atas segala nikmat yang diberikan di dunia ini, inginku diikutkan dalam barisan umat Nabi Muhammad SAW yang beada di surga kelak, Ada banyak pemahaman yang mungkin belum kupahami selama ini, entah sampai kapan aku hidup dalam masa kegelapan, bukan mata melainkan hatiku masih belum terbuka ataupun belum mendapatkan cahaya terang dari ALLAH SWT.

Aku berharap sebelum ajal menjelang, aku mendapatkan sisi terangnya cahaya kebenaran itu akan menyinari diriku yang masih bersikap jahil ini.

Jalan yang ingin kutempuh merupakan jalan yang terjal karena belumku mengenal akan semua ilmu yang mendampingiku untuk ku berjalan beriringan.

Jalan itu masih hilang belum kutemukan, masih samara-samar kupandang segala penjuru langit. Mungkin hidupku masih terasa remang-remang belum ada kejelasan, aku merasa jalan ini masih hilang, serta pekat.

Mungkin begitu pengecutnya (untuk mencari ilmu) diriku ini sehingga jalan itu masih belum kutemukan.

Semoga dapat kutempuh jalan itu walaupun masih dalam keadaan gelap, mungkin akan kuraba-raba, dan menerka-nerka.

Serasa langit itupun begitu pekat sekali untuk aku pandangi bukan karena awan yang mendung akan tetapi karena mata batinku yang belum dapat melihat seluruh hamparan langit luas yang putih bersih.

Akankah diriku dapat menujuMU wahai Dzat yang memiliki semua alam raya ini, akankah diriku mampu mencapai taman surgaMU, walaupun hatiku belum seputih awan dilangit.

Hati ini terasa keras sekali, sehingga akupun tak mampu untuk menemukan hal yang sebenarnya, betapa keras serta kuatnya hatiku untuk masih bersifat jahil.

Banyak keinginan hati ini untuk berubah, berubah dari aniaya diri.

Lingkungan tak dapat aku salahkan dari akibat cara bergaulku yang masih bergaul kepada orang-orang yang masih sedikit ilmu tentang kebijakan.

Terlenanya diriku yang masih kerasnya hati ini untuk selalu berpendirian teguh akan kerusakan yang aku perbuat.

Sepanjang waktu ini aku bertahan dari hati yang masih salah, untuk ku perjuangkan supaya hatiku menjadi hati yang terang.

Comments :

0 comments to “ DENGAR KELUHKU ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!