Sunday, February 21, 2010

Cita-cita yang Luhur

Al kisah ada sebuah cerita pada jaman yang telah lampau, ada seorang pak tua yang oleh penduduk sekitar di juluki “Seorang Pak Tua yang Bodoh” bodoh dari Gunung Utara berusia sembilan puluh tahun.

Mungkin dari caranya berpikir yang oleh masyarakat sekitar tidak mungkin untuk di kerjakan.

Rumahnya terletak di antara dua buah gunung besar yang masing-masing mempunyai tinggi seribu kaki dan menempati area hampir tujuh puluh mil persegi luasnya.

Kedua gunung ini tidak hanya menghalangi pemandangan yang bagus, tetapi juga menghalangi jalan pak tua sehingga dia harus berjalan memutar kalau dia ingin bepergian, dan akhirnya dia mengadakan rapat keluarga.

“Mari kita pindahkan gunung-gunung itu,” katanya kepada semua anggota keluarganya.

”Mari kita gali batu-batunya dan membuatnya rata dengan tanah.”

Setiap orang dai keluarganya setuju kecuali istrinya.

“Tidak mungkin!” katanya.

“Bagaimana kamu dapat memindahkan gunung? Kamu bahkan tidak dapat memindahkan onggokan tanah. Dan juga, di mana kamu akan meletakkan Lumpur dan batu-batuan yang kamu gali dari gunung?”

“Kita akan lemparkan ke Laut,” anggota keluarganya yang lain menjawab serempak.

Maka orang tua itu, diikuti anak-anak dan cucu-cucunya, mulai memecahkan batu karang dan menggali tanah dengan sekop dan pahat.

Lumpur dan pecahan batu diletakkan dalam keranjang dan dibawa ke tepi laut setiap hari. Anak tetangga mereka yang berusia tujuh tahun juga bergabung dengan mereka.

Suatu hari dalam perjalanannya menuju ke tempat kerjanya, Pak Tua yang Bodoh itu bertemu dengan Pak Tua yang Bijaksana dari Tikungan Sungai.

”Berbuatlah lebih masuk akal, temanku,” Kata Pak Tua Bijaksana dengan bibir dimonyongkan. ”Kamu sudah berusia lebih dari sembilan puluh tahun. Sebuah batu dari gunung pun terlalu berat buatmu untuk dibawa-apalagi lumpur dan batu sebanyak itu!”

”Saya khawatir kamu terlalu picik,” kata pak Tua Bodoh itu sambil menghela napas.
”Tidakkah kamu lihat bahwa ketika saya mati, akan ada anak-anakku yang akan melanjutkan pekerjaan ini? Ketika mereka mati, mereka mempunyai anak dan cucu, dan mereka juga akan mempunyai anak dan cucu lagi. Keluargaku akan melaksanakan pekerjaan ini selama-lamanya, tetapi gunung ini tidak tumbuh menjadi lebih besar. Bagaimana kami tidak dapat memindahkannya?”

Pak Tua yang Bijaksana menaikkan alisnya, tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

Nah itu cerita tentang seorang Tua yang Bodoh beserta dengan orang Tua yang Bijaksana.

Dengan begitu akan kita petik hikmahnya, yaitu Hidup Pak Tua yang bodoh akan terbatas oleh umur, akan tetapi keyakinan atas keberhasilannya memindahkan gunung beserta anak cucu turunanya tidak akan ada batasnya, serta kepercayaan diri, ketetapan hati, presistensi dan hanya memiliki satu tujuan adalah sangat penting untuk kesuksesan suatu usaha.


Comments :

0 comments to “ Cita-cita yang Luhur ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!