Tuesday, March 9, 2010

Diriku Di Diri Sendiri


Ilmu yang ku dapatkan hanya segini sehingga membuatku terpengarauh dengan keadaan yang ada, aku tak dapat perpikir untuk tegak berdiri diatas keteguhan hatiku,…sekarang aku mulai terhimpit akan rasa ketidak tahuanku,……. Entah itu baik atau buruk, aku hanya berpikir bahwa ini lah karunia dari Yang Maha Esa buatku, mungkin inilah yang terbaik dariku, memang bukan aku yang sempurna, masih jauh pikirku selama ini.

Termenung dalam diam ku berucapa di dalam hati, keteguhan hati, ketenangan jiwa, kebujakan diri, semua itu tak dapat mengerti apakah sebenarnya dari hal-hal di atas. Kurangnya ilmu merupakan akibat dariku kurang memahami apakah arti dari susunan pertanyaan tadi. Apakah aku ini bodoh, apakah aku ini tidak pintar, dan apakah aku ini terlalu yakin akan kemampuan berpikirku yang mnjadikan aku bertambah sombong untuk tidak mencari ilmu lagi.

Sesal mungkin tak dapat digambarkan, namun sesal itu sekarang aku rasakan, dalam hal ketidak mampuanku berpikir, atas pertanyaanku sendiri di atas.

Siapakah yang mampu untukku bertanya, siapakah orangnya yang mau menjawab pertanyaan aneh ku itu. Aku berpikir mengapa teman-temanku kok menganggapa aku ini aneh dan selalu berpikiran aneh.

Aneh merupakan kata-kata yang mungkin tidak sama dengan keadaan yang lainnya, aneh bukan berarti beda dalam semua hal, namun aneh merupakan fenomena yang tentu saja dapat membuat orang lain tidak percaya dengan yang terjadi.

Aku tidak gila, aku waras, itu adalah kata-kata yang ingin kuucapkan kepada semua orag, aku tidak gila karena aku masih mampu untuk berpikiran maju dan mau belajar, serta akupun dapat berhitung dan juga tahu namaku sendiri..

Sampai kapan aku bertanya, bertanya dalam hati, hanya kata-kata semu yang kudengar seakan-akan meng-iya-kan semua sikap yang pernah kulakukan selama ini.

Mungkin sampai air mata mengalir membasahi pipi atas penyesalanku yang pernahku lakukan dahulu kala, membuat otak ini serasa sadar akan kesalahan yang dibuat oleh tangan ini maupun oleh tajamnya lidah melebihi tajamnya pisau belati, ataukah oleh langkah kaki yang tersasar jauh dari hal-hal yang baik, ataukah hanya kata khilaf saja.

Sekarang aku disini sendiri meratap sepi oleh ke-aku-an ku sendiri, ke-egois-an yang selama ini selalu kupegang kuat erat sampai tak mampu orang lain untuk melunakkan hati, apakah hatiku sudah menjadi batu ataukah keras seperti besi, apakah mungkin ada air yang menetes jatuh di atas batu sehingga menjadi berlubang batu akibat air ataukah besi yang berkarat oleh air yang membasahi permukaan besi tersebut, dimanakah kudapatkan air surga tersebut, haruskah kucari biar kutemukan hakekat makna luwes, tidak keras kepala.

Ah,....... bayangku pun selalu mengikuti kemana kupergi namun beberapa kali kuajak bercanda hanya keadaan hitam pekat yang terlihat dan tak adanya jawaban atas semua pertanyaan yang pernah kutanyakan pada bayanganku sendiri ini, ku tendang tidak mempan, ku pukul yang ada hanya tanganku sakit sendiri, ahh bayanganku selalu setia kemanaku pergi namun terasa hambar karena engkau toh bisu.

Aku mulai bertanya siapa dan apakah aku ini, seakan-akan tidak peracaya diri ini telah hidup, kucari semoga kutemukan jawabannya, entah siapa yang mau menjawabnya.

Bimbangkah diriku ini, tergoncangkah batin jiwa ini, ataukah sudah rasa warasku hilang oleh derasnya angin yang menampar wajahku atas tanya batinku tersebut, salahkah kutanyakan hal tersebut.

Duh,..... Sikap yang selama ini ada padaku apakah sudah baik untuk diri sendiri, taukah sudah membuat orang susah, bersedih hati atas tingkah polah brutalku, semoga saja mereka mau memaafkan, walaupun memaafkan itu sulit.

Gila, ..... sekarang aku tersadar arti kata sadar itu sendiri, merenungi apa diri ini, diri yang tak tau diri yang menyusahkan diri sendiri dan tak tau apakah diri ini, toh diri ini selalu bertanya di dalam hati akan hal ke-diri-an diri ku sendiri.

Bertanya dan selalu mencari jawaban atas semuanya di diri sendiri, akan membuat diri selalu tau akan makna dan keinginan diri sendiri dan tau batasnya adalah lebuh berjati diri.



Comments :

0 comments to “ Diriku Di Diri Sendiri ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!