Monday, June 28, 2010

Keramah-tamahan Semu Wajah Kota








Sebagai orang yang tahu diri akan sangat memperhatikan lingkungan di sekitarnya, dari hal yang mudah di lihat sampai kepada nilai-nilai yang terkandung di dalam kehidupan bermasyarakat tentunya.

Akan sangat munafik sekali orang yang tidak mau tahu akan kondisi lingkungan sekitarnya, seperti orang yang mampu namun mengacuhkan lingkungan sekitar tidak mau tahu akan segala kebutuhan lingkungan sekitar untuk kita beri masukan sesuai kadar kemampuan kita memberi kontribusi yang baik.

Lantas mengapa kita harus berkontribusi terhadap lingkungan masyarakat sekitar, mungkin tidak di sadari bahwa seseorang yang lebih akrab terhadap tetangga sekitarnya akan merasa aman, berguna, dan juga merasa di perhatikan oleh orang lain, tentunya dengan keramahan serta tutur kata yang kita berikan kepada orang sekitar.

Misalkan saja kita memberikan tenaga kita untuk membantu dalam hal keamanan entah itu mengikuti ronda bersama, kalau yang sibuk di pagi harinya boleh kalau kita minta ijin hanya ronda sampai tengah malam dan jangan lupa membawa gorengan ketela atau tahu tempe akan membuat orang lebih menghargai kita sebagai orang yang dermawan, sangat sepele tentunya hanya bermodalkan kopi kita dapat keramahan yang nyaman, dan tentram dari masyarakat sekitar kita.

Inilah indonesia dengan kadar keramahan yang melambung tinggi, namun kita tidak lantas pandang sebelah mata, di perumahan mewah misalkan masih adanya sistem individualistis, tidak mengenal tetangganya, namanya saja tidak tahu apa lagi tentang semuanya, memang sudah ada satpam yang menjaga, apakah karena itu kita menjadi cuek terhadap lingkungan sekitar, harta boleh kita pegang namun apabila terjadi bencana kebanjiran atau kebakaran toh yang membantu duluan kan tetangga sekitar kita.

Sekarang banyak orang yang memiliki rumah dengan pagar tempok yang super tebal dan super tinggi, seperti sebuah kastil dengan benteng yang kuat tidak mudah di tembus oleh pandangan mata kita, seperti itulah sekarang kita mendirikan bangunan seperti sebuah kastil yang di dalamnya terdapat harta yang melimpah sehingga tetangga sebelah menjadi takut dan enggan bertamu, belum lagi yang mempunyai hewan piaraan untuk menjaga rumah kastil tersebut, yang menjadi pertanyaan apakah mungkin nyaman hidup seperti itu menyendiri dan terasing dimana karakteristik manusi sebagai makhluk sosial, dengan hartakah kita beramal, apakah sudah tidak ada amalan yang ramah dan santun terhadap tetangga, senyum, sapa, dan keramahan.

[Aku Pernah Hidup Di Desa, Ramah Lingkunagn Ramah Pula Orang-Orangnya, Aku Sekarang Hidup Di Kota, Uang Adalah Segalanya Tiada Uang Tiada Makan, Dihargaipun Tidak]


Comments :

0 comments to “ Keramah-tamahan Semu Wajah Kota ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!