Saturday, September 25, 2010

#37

 



Membanggakan teman kita di depan orang lain secara berlebihan apakah kita tahu kalau akan menghancurkannya, akan membuat teman kita menjadi jatuh setelahnya karena menjadikan lupa akan dirinya sendiri.



Friday, September 24, 2010

#36





Kata semangat yang kita berikan kepada teman akan memberikan dorongan kepadanya ataukah akan mendorong kita kepada persaudaraan.



Saturday, September 18, 2010

#35





Tahukah kita arti dari kebaikan dan keburukan, dan mengapa kalau kita telah bisa mengetahuinya, kita lantas kita tetap melakukan kerusakan dan kerugian.



Friday, September 17, 2010

#34

 



Sudahkah kita yakin telah menjalankan visi kehidupan kita ataukah melupakan atau bahkan menjauhi dari misi kita selama ini.



Wednesday, September 15, 2010

#33





Telahkah kita tahu akan ujung dari keHIDUPan ini, kita hanya hidup lalu mati atau apakah akan menjumpai hari di mana segala kihidupan yang telah kita jalani akan mendapatkan perhitungan yang seadil-adilnya oleh Penguasa jagad raya ini.



Saturday, September 11, 2010

#32

 



Pernahkah kita mampu untuk memegang lembutnya awan putih dan sejuknya hawa yang ada di pegunungan serta teriknya matahari di tepi pantai.



Friday, September 10, 2010

#31


Pernahkah kita merasakan bahwa angin yang kita rasakan di muka kita serta luasnya langit yang menghampar saat kita tengadahkan kepala untuk merasakan hirupan udara segar serta eloknya langit yang dihiasi oleh awan putih itulah yang di sebut sebagai karunia yang agung.



Thursday, September 9, 2010

#30


Apa itu hidup !!! coba kita tanyakan kepada hati kita masing-masing, berpikirlah seolah-olah kita telah mengetahui tentang sebuah alur kehidupan yang telah kita lalui tentunya, bukan seberapa tua umur kita hidup di dunia ini, namun seberapa besar kita mengetahui apakah makna hidup diri ini, dan mengetahui akan segala kebijakan diri kita terhadap yang lain dan juga mengetahui apakah kita sudah bertaat-patuh kepada Penguasa alam raya ini.




Wednesday, September 8, 2010

PULKAM-MUDIK LEBARAN



Akhirnya bisa PULKAM juga, di desa kecil, mungkin plosok kota, sebelah paling timiur dari Propinsi Jawa Tengah, ya di desa Karas, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang diri ini di besarkan, tentu saja oleh Bunda Dan Bapa.

Suasananyapun seperti dulukala, panas yang terik; karena terletak di pantai Utara, dan udara yang menyengat kulit, namun yang membuat asyik adalah suasana kampun yang begitu bersahaja dan saling gotong royong di antara penduduk di sini.

dengan mengunakan kendaraan bermotor; si-hitam, yang dengan uang seadanya berhasil aku service karburasi, alhamdulillah melaju kencang juga dan cepat sampai di rumah dengan selamat, walaupun di jalan banyak terjadi kecelakaan yang sangat mengerikan, kalau tidak salah sebelum Gemolong Sragen; pengendara sepeda motor tertabrak oleh apa aku sendiri belum tahu karena langsung pulang saja tidak melihat secara langsung, dan yang kedua adalah di kota Blora itu ada keluarga sepasang suami istri terserempet oleh mobil, mau menolong aku sendiripun takut, karena pas berada di depanku, dan yang kejadian yang terakhir aku hampir saja menabrak kambing yang seenaknya saja tanpa aturan melonggo di tengah-tengah jalan, dasar tu kambing belum pernah kena tilang kali, ha ha ha .....

Di rumah disambut dengan berbagai makanan desa special pakai krupuk serta  sambal tentunya yang pedas bikinan Ibu sendiri, he he yang namanya masakan buatan orang tua tu yang ada duanya, entah mengapa !!! dan ternyata di kasih sepiring banyak banyk banget nasi, mungkin melihat anaknya kelaparan di negeri orang.

Oh ya Bulan Ramadha kali ini begitu menyenangkan karena bisa berkumpul dengan orang tua entah Ramadhan tahun depan bisa berkumpul dengan keluarga lagi.





Sunday, September 5, 2010

Ulahmu


Ini bumiku mengapa engkau merusak !!!!

Kerusakan yang telah engkau lakukan begitu hebatnya sehingga alam yang dulunya hijau sejuk dan segar, sekarang menjadi gersang tidak dapat menikmati akan kehadiran harumnya bunga melati.

Dulu banyak bunga melati tumbuh subur memberikan keharuman yang berarti di pagi hari dan tentunya kesejukan, namun sekarang apa yang telah kami dapatkan karena hasil kejahatanmu, banyak bau tak sedap yang datang menghampiri kami, serta berbagai penyakit pernafasan yang telah di timbulkannya.

Inikah maksud hatimu memberikan kami sesuatu yang busuk untuk kami hirup, dan mengapa engkau memberikan jaminan kebugaran kepada kami, apakah itu suatu kedok untuk menyatakan bahwa kamu sebenarnya mau membantu kami, namun kuyakin inilah karya yang telah kau berikan kepada kami sebuah kenyataan yang manis dirasakan namun setelah itu kepahitan yang akan mengerogoti jiwa kami, perlahan-lahan.




Bingkai


Seperti hari-hari biasanya aku membagi malamku dengan siangku dan siangku dengan malamku, entah mengapa, namun kurasakan hari ini betapa mata ini tidak dapatku pejamkan, harus aku paksakan untuk dapat mengistirahatkan tubuh ini.

Teringat akan masa lalu yang tertinggal di dalam hati, mungkin ada hutang, entah lah !!!

Hutang yang entah ku tahu apa itu, ataukah pengurungan diri sendiri dalam bingkai yang manis namun aslinya pahit.

Kadang ingin berbagi namun kutahu semua teman-temanku seperti biasanya kurang untuk ku buka apa itu sebuah keterbukaan, hanya kata yang tersirat yang dapat aku katakan kepada mereka, entah mereka mengetahui akan sebenarnya arti ataukah mereka hanya bingung dengan perkataanku sejauh ini, bahkan mereka hanya menganggap aku ini hanya bercanda semata.

Dulu kala aku begitu takut akan keseriusan diri, takut karena ketegasan, takut karena kurang luwes di dalam keseriusan, hanya bersikap santai yang aku pentingkan sejauh ini sehingga membuat diri ini menjadi paranoit akan ketegasan, karena di dalam ketegasan yang aku perlihatkan adalah ketegasan keras yang bisa membuat orang retak hubungannya dengan diri ini.

Selama ini aku hanya puas dengan pemikiranku sendiri, masih belum yakin atas saran orang lain, seperti memilih jalanku sendiri, yang kuyakini adalah sudah benar entah menurut pandangan orang lain.

Aku lemah membagi kisahku dengan orang lain karena kutakut orang tersebut beranggapan bahwa aku ini lemah, kusembunyikan, kesulesaikan sendiri, kunikmati kebinggungan dan beratnya pundakku selama ini.

Seringnya aku memberi komentar, saran, maupun nasehat kepada orang lain, menurut pandangan isi otakku sendiri, namun begitu naïf sekali karena hampir aku merasakan yang mereka rasakan dan melebihi sakitnya, dan mereka tidak tahu akan hal itu.

Inilah hidupku dengan keberadaanku mungkin akan memberi warna tersendiri kepada cerita dunia entah warna hitam yang ku hadirkan atau abu-abu, atau munkin putihnya awan.

Penyendiri, tidak mau berbagi, serta tidak ingin di katakan parasit.




Wednesday, September 1, 2010

#29


Penuh lebih baik dari pada setengah-setengah.





#28


Berikanlah balas jasa yang setimpal dengan apa yang telah kita peroleh, sehingga di hati ini sudah tidak ada keingginan untuk membayar hutang budi.




#27

Menerima sesuatu barang itu lebih nikmat tapi akankah lebih nikmat lagi apabila kita memberi suatu barang yang kita sukai kepada orang lain, dan orang lain itupun tersenyum kepada kita.





#26





Jangan katakan jika suatu saat aku akan menggapainya, namun katakan bahwa aku telah mengapai dari sekarang serta tidak mudah putus asa.



#25





Seperti apakah dirimu, maka lihatlah di kaca, dan katakan sejujurnya apa yang tersirat dalam kata-kata nuranimu jika engkau melihat “yang dikaca” itu tersenyum maka kelihatan elok sekali namun ketika bersedih apa yang akan kau lihat, maka orang lainpun akan melihatnya seperti itu akan perasaanmu yang terpendam.

Translate

Thanks for your donate

MY POPULAR POSTS

 

THE BEST BLOGGER

Mari Berbagi Kata dan Laporkan jika ada Error link