Setelah kulihat dengan mata kepalaku sendiri serta perasaan yang terbawa seakan-akan tidak percaya, dulunya semua mengemis sekarang bertindak acuh, malah melukai yang telah membawa namanya naik ke singgasana;
“Wakil Rakyat”
Kurangkai kalimat sebagai awal pengembaraanku
di tengah manusia nan kritis dengan wakilnya
Semua bersua karena ada hak
hak yang tak tersampaikan,
hak yang di sembunyikan,
di pendam di hati oleh takdir
Sekarang berubah,
semua bisa bersua
Karena tak ada yang mencoba bijak di sini
karena perut lebih penting
yang ada hanya dahaga di hati mereka
telinga tersumbat
mulut tersumbat
tangan tersumbat
kaki tersumbat
perut tersumbat
Tersumbat oleh uang panas
"terlalu sulit untuk mendengar dari pada berbicara"
Comments :
0 comments to “ Wakil Rakyat ”
Post a Comment
Thanks for Your Comment!