Friday, February 17, 2012

Bahasa Ibu




Dewasa ini banyak sekali pola pendidikan yang menitik-beratkan kepada pendidikan bahasa sebagai pendidikan awal dan sebagai pengantar menuju ke semua bidang ilmu baik itu ilmu alam, social, maupun ilmu hitung.


Perkembangan saat ini sudah menuju kearah globalisasi secara luar biasa cepatnya bukan hanya bersifat kebangsaan namun sudah mencapai dunia internasional.

Bahasa merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap manusia karena sebagai awal dari komunikasi, kepahaman, saling pengertian satu sama lain, sehingga menjadikan bahasa sebagai langkah menuju kepada ilmu yang lain.

Walaupun bahasa sangat banyak yang ada di dunia ini namun yang perlu kita perhatikan adalah bahasa ibu sebagai bahasa awal dari perkembangan bahasa seorang anak.

Atas anggapan perkembangan globalilasi yang sangat besar terkait bahasa maka layakkah kita dikatakan sebagai manusia primitive/tradisional atas masih memegang teguh bahasa daerah/ibu padahal kita mampu membangun suatu komunikasi jarak jauh walaupun belum tentu kita mengetahui siapa yang ada di sana sedang berbincang bersama kita “media social” dengan bahasa kedua.

Atas dasar itu maka sekarang ini banyak sekolah-sekolah yang menerapkan bukan saja dwi bahasa seperti tempo dulu bahkan sekarang sudah ada banyak sekolahan berstandar internasional yang menitik beratkan kepada bahasa asing sebagai bahasa pengantar.

Sebenarnya peran penting yang ada dalam pokok bahasan ini yaitu pemerintah sebagai tim peramu yang memberikan acuan khusus kepada guru sebagai tim pelaksana di lapangan yaitu sekolah melalui kurikulum yang telah ditetapkan sesuai dengan kapasitas yang dipunyai sekolah.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah anak sudah siap dengan keadaan seperti ini belajar 4 bahasa atau lebih? Dan mampukah siswa memetakan bahasa dengan baik, tanpa mencampur adukkan satu bahasa dengan bahasa yang lainnya, serta banyak sekolahan yang memberikan fasilitas istimewa dengan memberikan jam belajar yang banyak kepada siswanya tanpa mengetahui kadar kemampuan siswa itu sendiri dalam hal ini terkait dengan masalah fisiknya. Hal ini karena sesuai dengan asumsi bahwa memiliki jam belajar yang padat menjadikan kelelahan secara fisik, atau pun kemungkinan yang lain adalah anak sudah tidak paham dengan bahasa Ibu sebagai bahasa utama yang ada dilingkungan keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya.

Seperti di dalam kenyataannya anak masih banyak merasa kesulitan dengan bahasa daerah yang dimilikinya dengan mendapatkan nilai paling jelek (mis. Bahasa Jawa) di dalam kelasnya, dan jangan sampai anak merasa asing dengan bahasa ibu akibat dari seringnya menggunakan bahasa asing sebagai bahasa yang diunggulkan.


Comments :

0 comments to “ Bahasa Ibu ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!