Friday, November 30, 2012

PARA PEJUANG TANPA TANDA JASA


 

Padat, hiruk-pikuk manusia seperti robot, teratur dari mulai bangun sampai terlelap nanti, tak ketinggalan anak manusia berlomba memecah kesunyian pagi berbaris rapi mengumandangkan nyanyian Negeri, ada pula anak kecil yang berjejeran menjajakan suara demi selembar rupiah di kala pagi, kontras memang tapi inilah hidup di tengah-tengah manusia penuh kebutuhan hidup.

Tak lupa berbusana yang terlihat cukup rapi, serta sepatu lama yang tak pernah tersentuh semir sepatu, kupakai, demi satu tujuan dimana segepal nasi terhidang dipiring makan malamku.

Masih sendiri memang ditemani sepeda motor butut, membelah dikerumunan layaknya mau perlombaan balap motor, kupacu kencang agar tak sampai terlambat ditujuan, tapi toh terlambat juga, kesialan nomer 21 memang.

Sudah 8 tahun lamanya dipijakan kaki ini berdiri di kota kecil yang katanya ramah dan membumi namun namanya manusia tidak ada yang sempurna, ramah di depan belum tentu baik di belakang.

Melakoni hidup sebagai pejuang tanpa tanda jasa sudah ku lakukan setahun lebih, ada yang semanis gula, maupun sepahit jamu jawa sudah pernah dirasakan oleh lidah ini.

Melihat saat pagi para anak kecil menyalami orang tua mereka sebelum masuk dalam wadah bimbingan masa depan kulihat betapa manisnya hidup ini, orang tua yang sayang terhadap anak seperti merelakan diri untuk memberikan kuasa penuh untuk menjadikan anak-anak mereka berguna bagi semua kepada para pejuang tanpa tanda jasa.

Terpikir kembali betapa syahdunya peristiwa ini, tak sampai hati mengotori jiwa mereka dengan didikan yang kurang bagus.

…………….
Diam mengawasi segala tingkah
Bukan siapa-siapa hanya titipan
Kutanamkan, tapi jangan kau tendang
Kuajari namun jangan kau dengki
………………
                                (Ajar,Solo 2011)

Ada tatapan kejujuran di mata mereka menandakan siap menerima segala hal baru yang belum mereka ketahui, ada yang merasa bahagia, ada juga yang merasa takjub akan aksi yang ditampilkan oleh para pejuang tanpa tanda jasa, yang ada dibenak mereka hanya ada keikhlasan memberi.

Dengan tangan sabar menuliskan huruf dan angka-angka ajaib yang mempesona serta bunyi suara merdu para pejuang tanpa tanda jasa kepada para manusia kecil yang haus ilmu dan lantunan merdu suara dalam penyampaian sebuah nilai-nilai kehidupan

Ada riang, ada senang, tawa membahana, serta puas dimuka, berlarian kesana-kemari bermain bersama sesamanya.


“Harapan dan impian”


Bergerak ceria raut muka
Bertanya ribuan ilmu sisi dunia
Seakan ingin tahu dibaliknya

Haus dan dahaga jiwa-jiwa
Sekedar biar paham

Terbuka saling memberi-menerima
Memberi keikhlasan, menerima kebaikan

Riang dimuka tenang di hati
Cakrawala dunia kian terang
Oleh tangan-tangan kecil
                                    (Harapan dan impian, Solo 2012)


Hanya ada harapan bagi para pejuang tanpa tanda jasa agar para pemimpi-pemimpi kecil bermimpi bebas mengarungi belahan dunia.

Selamat hari pejuang tanpa tanda jasa yang telah memberi impian pada manusia-manusia kecil untuk mewujudkan cita-cita. 




Comments :

0 comments to “ PARA PEJUANG TANPA TANDA JASA ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!