Wednesday, December 4, 2013

LUPA



LUPA

Dalam buku, The seven sins of memory, Dan Schacter, membagi daftar Lupa menjadi 7 aspek, yaitu keseleo lidah, pikun, kebiasaan penghalang, menunda, misatribusi, bias, sugestibilitas. Namun dibalik semua itu lupa itu mencampakkan kepingan-kepingan informasi demi menyimpan kepingan-kepingan lain yang tentunya lebih membekas di otak.


Lupa tak selamanya menjadi sebuah fakta negative, karena lupa sebenarnya membantu kerja otak untuk membagi kepingan-kepingan memori dalam memori ingatan sehingga otak membuat prioritas terpenting dalam penyimpanan yang ada di dalam otak, untuk selalu diingat.

Ada seorang jurnalis “Solomon Shereshevski, 1886” dia adalah seseorang yang mempunyai daya ingatan paling baik di dunia ini, karena dia memiliki banyak kapasitas memori yang nyaris tak terbatas, baik untuk menyimpan maupun mengingat kembali. Dia membutuhkan waktu 3 atau 4 detik untuk “memvisualkan” (kata-katanya) setiap hal, dia dapat mengulangi isi daftar itu dengan sempurna, bahkan daftar itu telah di hafalnya 15 tahun silam dengan tanpa keraguan, begitu mendetail, jernih dan mampu bertahan lama. Namun kelemahannya dia tidak dapat melihat “gambaran besar” kehidupannya karena dia kehilangan kemampuannya untuk menyusun polo-pola yang bermakna seperti serpihan-serpihan informasi indrawi tak berkaitan yang memusingkan, dan dia tak mampu memahami sastra yang bermodel metafora dan simile, karena dia tidak bisa melupakannya dan hal itu mempengaruhi kehidupannya.

Melupakan mempunyai peran penting karena peristiwa-peristiwa yang tidak relevan bagi keberlangsungan kehidupan yang akan menghabiskan ruang kognitif secara percuma bila di beri prioritas yang sama akan hilang dari ingatan, oleh sebab itu otak melupakan sesuatu yang dirasa kurang penting, sehingga dengan begitu, melupakan membantu kita untuk menaklukkan dunia.




Reff: Brain Rules, John Medina, 2011

Comments :

0 comments to “ LUPA ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!