Wednesday, November 25, 2009

KARYA TULIS GUNA UJIAN KENAIKAN TINGKAT KE KADER DASAR TAPAK SUCI UNIT 003 UMS

KARYA TULIS
KEBUTUHAN NUTRISI PADA ATLET
TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH UNIT 003
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA



Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Kader
Tapak Suci Putra Muhammadiyah Unit 003
Universitas Muhammadiyah Surakarta



Oleh:
RUFADI ISLAH
Tingkat: Siswa melati 4 (empat)

TAPAK SUCI PUTRA MUHAMMADIYAH UNIT 003
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2007



PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini anada persembahkan untuk :
  1. Ayahku, Ahmad Ridlwan dan Ibundaku tercinta, Nur Utami yang telah memberikan segala–galanya, do’a dan kasih sayangnya selalu kepada ananda.
  2. Saudara-saudaraku dan keluargaku yang selalu memberikan semangat dan dorongan.
  3. Saudara-saudaraku di Solo: Mas Munif, dan Dhek Didit, Dhek Mahda, Dhek Jihan Agus Tianto, seseorang yang selalu rela mendo’akanku.
  4. Kakak – kakak Tapak Suci Putra Muhammadiyah di solo, mas Farid, mas Andrea Purwoko, mbak Cita Eka, mas Andip Kurniawan, mas Syarif, mas Yuli dan beserta seluruh alumni Tapak Suci Putra Muhammadiyah Unit 003 UMS yang selalu mendukung langkahku di Ketapak Sucian.
  5. Buat sahabat – sahabat terbaikku Pak Udin, Ponco Bambang, Sugiyanto, Dwi Prasetyo, Ozik, Erna, Arien, Adib, Andi, Candra, Edi, Mbak Tya, Mbak Cici, yang masih selalu sejalan denganku dan terima kasih atas kekompakannya.
  6. Alm. Rorry Anggoro Bima Prasetya dan Alm. Erna, yang selalu menjadi teman sekaligus saudara terbaik sampai kapanpun.


“Dengan Iman dan Akhlak Saya Menjadi Kuat,
Tanpa Iman dan Akhlak Saya Menjadi Lemah”




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
       Puji syukur kehadirat Ilahi robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini denagn judul “KEBUTUHAN NUTRISI PADA ATLET TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH UNIT 003 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA”.
       Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat sebagai kader dasar Perguruan Seni Bela Diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah Unit 003 Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu baik secara materiil maupun moril, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
  1. Mas Farid, Mas Andrea, Mas Arif, Mas Yuli Mbak Chita, Mas Andip, Mas Syarif selaku dewan kader.
  2. Ketua Umum Tapak Suci Unit 003 Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  3. Bapak dan Ibuku tersayang dirumah yang selalu mendukung segala langkah baikku.
  4. Sahabat - sahabat baikku di Tapak Suci Unit 003 Universitas Muhammadiyah Surakarta yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya karena terlalu banyak bantuan yang telah mereka berikan, makasih untuk semuanaya.
  5. Sahabat – sahabatku di Wisma Al-Huda. Mas Wisnu, Mas Munif, Rizki, Reza, Lilik, Pras, Tyo, Riwanto, Padil.
  6. Sahabat – sahabatku di FKIP Bahasa Inggris periode 2004 kelas A.
  7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan semoga amal dan kebaikannya diberi pahala dari Alloh SWT, amien.
       Penulis menyadari dalam karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar dalam penulisan selanjutnya dapat bermanfaat bagi yang membaca.
       Penulis sekali lagi mengucapkan maaf yang sebesar besarnya serta kami haturkan terima kasih kepada semuanya yang telah membantu sehingga karya tulis ini selesai, serta buat sahabat – sahabatku yang menyayangiku yang telah membantu langsung atau tidak langsung dengan bantuannya. Semoga semuanya mengandung pahala disisi Alloh SWT. amien
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



Surakarta, Oktober 2007

                                                                                               
Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
        A. Latar Belakang Masalah
        B. Rumusan Permasalahan
        C. Tujuan Penelitian
        D. Metode Penelitian
        E. Sistematika penulisan Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
       A. Penegasan Istilah
       B. Nutrisi Pada Atlet
BAB III ISI / KEBUTUHAN NUTRISI PADA ATLET
       A. Pengaturan Kebutuhan Nutrisi Atlet
       B. Kebutuhan Nutrisi Saat Atlet Latihan (Training)
       C. Kebutuhan Nutrisi Saat Atlet Bertanding
       D. Pemulihan Kebutuhan Nutrisi Saat Selesai Bertanding
BAB IV PENUTUP
      A. Kesimpulan
      B. Saran – Saran
      C. Kata Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
       Tapak suci adalah sebuah organisasi pencak silat yang dalam pembinaannya berupa olah raga pencak silat, organisasi ini berdiri sejak 31 juli 1963 dan sampai sekarang telah bertahan dan berkembang luas di pelosok tanah air. Dari sebuah lembaga inilah para siswa dididik untuk dapat mencapai prestasi yang diinginkan oleh semua siswa. Mereka dapat menerapkan arti pentingnya gizi atau nutrisi yang dibutuhkan oleh siswa agar menjadi siswa yang kuat tidak hanya rohani akan tetapi juga sehat secara jasmani.
       Betapa pentingnya menjaga nutrisi yang dibutuhkan tubuh pada saat latihan, menjaga tubuh merupakan salah satu dasar yang harus dipunyai oleh siswa atau atlet untuk mencapi prestasi, akan tetapi betapa sulitnya untuk membiasakan sikap disiplin untuk menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar, jika kita tidak memperhatikan sejak awal kondisi nutrisi yang harus dibutuhkan oleh atlet.
Berdasarkan Mary E. Beck (200: 1) Gizi (nutrisi) adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan perbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan-bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrien (unsur gizi).
       Tujuan pengaturan gizi selama periode pembinaan prestasi atlet adalah penyediaan makanan yang memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi makro dan mikro sesuai dengan ukuran tubuh, aktivitas, program latihan dari tiap jenis olahraga, khususnya dalam hal ini adalah atlet pencak silat. Menanggulangi kasus-kasus khusus yang ditemukan selama masa pembinaan dan berkaitan dengan gizi atlet. Selama masa pembinaan dikenal beberapa tahap, yakni periode persiapan pertandingan/latihan, periode pertandingan/latihan dan periode pemulihan.
       Pengaturan gizi pada masa latihan bertujuan memperbaiki status gizi, baik akibat defisiensi zat gizi maupun kelebihan gizi; Memelihara kondisi fisik atlet agar tetap optimal selama menjalani latihan intensif; Membiasakan atlet terhadap makanan yang sehat dan seimbang untuk kesehatan dan prestasi.
       Berangkat dari masalah – masalah tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang “KEBUTUHAN NUTRISI PADA ATLET TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH UNIT 003 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA”.

B. Perumusan Masalah
       Dalam penulisan ini penulis hanya membahas sebatas:
  1. Bagaimana kebutuhan gizi pada atlet?
  2. Bagaimana para siswa pemenuhi kebutuhan gizi pada latihan rutin yang baik dan benar?
  3. Apakah ada pengaruh kebutuhan gizi terhadap prestasi atlet?

C. Tujuan Penelitian
       Berdasarkan pada perumusan diatas, mata tujuan penulisan ini adalah:
  1. Untuk memberikan gambaran kepada atlet tentang bagaiman kebutuhan nutrisi atau gizi yang baik dan benar.
  2. Untuk memberikan pengetahuan cara-cara memenuhi kebutuhan gizi pada atlet.
  3. Untuk mengetahui pengaruh kebutuhan gizi dengan prestasi atlet.

D. Metode Penelitian
    1. Penggumpulan Data
       Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode penulisan secara:
       a. Metode dokumentasi yaitu penggumpulan data tertulis yang berkenaan dengan topic yang dibahas.
        b. Metode observasi yaitu cara menghimpun data melalui wawancara, diskusi, dan pengamatan.

   2. Bahan Penulisan
      Dalam penulisan ini bahan-bahan penulisan terdiri dari dua komponen:
       a. Data-data kepustakaan
          Terdiri atas:
              i. Bahan data primer
                Yaitu buku-buku mengenai ilmu gizi, Penilaian Status gizi
              ii. Bahan data sekunder
                Yaitu data-data yang menunjang dalam penulisan karya tulis ini, antara lain:
                    1. data dari internet
                    2. Kamus Kebahasan
                    3. Buku pemandu penulisan ilmiah dan beberapa contoh karya tulis.
             iii. Data lapangan
               Yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan lapangan secara umum.

E. Sistematika Penulisan
       Sistematika penulisan ini dibagi menjadi empat bab
          BAB I: Pendahuluan yang menyajikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Permasalahan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
           BAB II: Landasan teori yang mengupas tentang istilah tentang karya tulis dan nutrisi pada atlet
           BAB III: ISI/ Kebutuhan Nutrisi Pada Atlet
           BAB IV: Penutup berisi Kesimpulan, Saran – Saran, dan Kata Penutup.
       Pada akhir Karya tulis dilampirkan pula daftar pustaka dan rangkaian jurus.



BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Istilah
       Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman pengertian dalam memahami isi dari karya tulis ini, maka penulis akan memberikan batasan pengertian tentang istilah- istilah yang berkaitan dengan karya tulis tersebut.
       1. Gizi
           Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
       2. Keadaan gizi
           Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tertentu, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi seluler tubuh.
       3. Status gizi
           Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutruien.
       4. Makanan
          Makanan adalah bahan yang kalau dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit satu macam nutrient.
       5. Nutrien
           Istilah nutrient (unsur gizi) dipakai secara umum pada setiap zat yang dicerna, diserap, dan digunakan untuk mendorong kelangsungan faal tubuh. Nutrien dapat dipilah menjadi protein, lemak, hidrat arang, mineral, vitamin, dan air.

B. Nutrisi Pada Atlet
       Nutrisi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang altet pada saat bertanding. Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh, untuk penyediaan energi tubuh pada saat seorang altet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya pada saat latihan (training), bertanding dan saat pemulihan, baik setelah latihan maupun setelah bertanding. Nutrisi juga dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengganti sel tubuh yang rusak. Banyak pelatih atau altet yang menganggap bahwa asupan nutrisi pada altet sama saja dengan yang bukan altet. Kenyataannya tidak demikian, asupan nutrisi pada altet disiapkan berdasarkan pengetahuan tentang dominasi energi yang akan digunakan, peran sumber nutrisi tertentu pada proses penyediaan energi. Dalam hal ini termasuk pula tentang pemberian suplemen dan usaha khusus berupa modifikasi yang dilakukan terhadap asupan nutrisi pada waktu tertentu, dalam upaya meningkatkan kinerja altet.

       1. MAKRONUTRIEN
           a. Karbohidrat
                Sumber energi utama pada berbagai tingkat dan jenis aktivitas fisik berasal dari karbohidrat, lemak dan protein yang berfungsi untuk mempertahankan aktivitas fungsional tubuh. Dikenal 2 jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks. Glukosa adalah salah satu karbohidrat sederhana yang dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi oleh sel-sel tubuh, namun bila jumlahnya berlebihan maka dapat dikonversi menjadi cadangan glikogen di hati dan di otot, dan bila masih berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adiposa. Karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang berantai panjang yang merupakan gabungan dari 3 atau lebih molekul glukosa. Selain itu dikenal pula bentuk lain dari karbohidrat yaitu: serat (antara lain selulose) yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan.
              Pada manusia yang mempunyai status gizi normal, ditemukan 375-475 g karbohidrat sebagai cadangan energi, kurang lebih 325 g di otot dan 90 – 100 g di hati dalam bentuk glikogen dan hanya 15-20 g beredar di dalam darah. Setiap gram glikogen mengandung 4 kalori energi, dengan demikian 1500 – 2000 kalori dikandung oleh karbohidrat dalam tubuh, dan energi ini cukup sebagai energi untuk lari sejauh 20 mil. Selama berolahraga, glikogen pada otot yang aktif merupakan sumber energi, setelah melalui proses glikogenolisis. Glikogen hati dikonversi menjadi glukosa terlebih dahulu, lalu diangkut oleh darah ke otot yang aktif. Bila jumlah glikogen hati dan otot habis, glukosa dibentuk melalui proses glukoneogenesis dari sumber energi lain seperti protein. Pada proses penyediaan energi tubuh, diperlukan hormon insulin dan glukagon sebagai pengatur keseimbangan kadar glukosa darah. Jumlah glikogen relatif kecil untuk digunakan altet selama latihan berat atau pada pertandingan dalam waktu yang lama, sehingga perlu dilakukan modifikasi melalui diet. Pada saat puasa 24 jam atau pada diet rendah kalori, jumlah cadangan kalori tubuh akan sangat berkurang. Salah satu cara untuk mempertahankan kadar cadangan karbohidrat tubuh adalah dengan mengkonsumsi diet karbohidrat tinggi selama beberapa hari (carbohydrates loading). Dikenal beberapa fungsi karbohidrat, yaitu:
              1. Sumber energi
                  Fungsi utama karbohidrat di dalam tubuh adalah sebagai sumber energi. Energi yang diperoleh dari metabolisme glukosa atau glikogen akan digunakan oleh otot yang aktif selain untuk aktivitas biologik tubuh lainnya. Saat kemampuan sel untuk menyimpan glikogen sudah maksimal, glukosa yang berlebihan akan dikonversikan menjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan energi.
             2. Protein sparer
                  Protein mempunyai peran penting yaitu mengganti sel yang rusak dan untuk pertumbuhan jaringan tubuh. Selain itu protein dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Protein digunakan sebagai sumber energi saat tubuh kekurangan karbohidrat atau lemak, akibat asupan karbohidrat rendah, misalnya pada diet rendah karbohidrat atau setelah melakukan latihan endurans berat. Asam amino dapat diubah menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis di hati. Hal ini harus dicermati oleh altet yang melakukan latihan berat Konsumsi karbohidrat rendah secara berkepanjangan akan bertolak belakang dengan tujuan latihan itu sendiri (untuk membesarkan massa otot) dan dapat pula menyebabkan gangguan pada proses penyediaan energi tubuh sebab proses ini terjadi di dalam sel-sel tubuh terutama di otot
             3. Bahan metabolisme utama
                 Pada metabolisme lemak diperlukan asam oksaloasetat untuk memfasilitasi pembentukan energi dari lemak. Oleh karena itu pada keadaan kadar glikogen tubuh rendah akibat asupan karbohidrat yang rendah atau akibat olahraga berkepanjangan, tubuh tidak dapat menyediakan energi dengan hanya menggunakan lemak sebagai sumber energi.
            4. Sumber energi untuk otak
                Karbohidrat sangat penting sebagai sumber energi bagi otak sehingga pada keadaan kadar glukosa darah rendah (hipoglikemia) maka akan timbul keluhan kelaparan, lemas dan pusing. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan pada kinerja atau penampilan altet Mengingat fungsi karbohidrat sangat penting, asupan nutrisi pada altet perlu diawasi dengan baik, dan ini sangat berkaitan dengan jenis olahraga, intensitas, durasi, tingkat kualitas fisik, status nutrisi altet, usia atau adanya gangguan atau penyakit yang diderita altet. Di negara maju kebutuhan karbohidrat bagi orang aktif atau altet yang melakukan latihan berat, adalah 60% dari kebutuhan kalori sehari (400 – 600 g) yang diberikan dalam bentuk karbohidrat kompleks. Pada olahraga berat, sumber energi utama adalah glikogen otot yang mempunyai peran pada menit-menit awal (saat melakukan sprint) dan selama berolahraga dengan intensitas tinggi. Hampir seluruh energi yang digunakan pada masa transisi dari istirahat dan saat melakukan olahraga submaksimal (intensitas sedang, dengan waktu yang lama) berasal dari cadangan glikogen otot yang aktif. Selanjutnya setelah 20 menit kemudian akan digunakan energi yang berasal dari pemecahan glikogen otot dan hati yang menyediakan kira-kira 40 – 50% kebutuhan energi, selebihnya diperoleh dari pemecahan lemak. Bila masa berolahraga semakin panjang, terjadi pergeseran penggunaan sumber energi dominan dari karbohidrat ke lemak. Sebenarnya glukosa darah merupakan sumber energi utama, namun pada saat suplai glukosa dari hati tidak sesuai dengan penggunaan oleh otot yang aktif, kadar glukosa darah akan turun. Kelelahan (fatique) dapat terjadi pada saat cadangan glikogen di hati dan otot rendah, meskipun oksigen dan lemak yang ada tidak terbatas. Kelelahan pada altet endurans disebabkan oleh kekurangan karbohidrat pada olahraga submaksimal yang berkepanjangan
           b. Lemak
                Lemak adalah sumber energi utama pada aktivitas fisik yang lama seperti pada lari jarak jauh dan maraton. Dikenal beberapa jenis lemak yaitu: lemak sederhana misalnya trigliserida; lemak kompleks yaitu kombinasi lemak sederhana dengan molekul lain seperti fosfor disebut sebagai fosfolipid. HDL (high density lipoprotein) dan LDL (low density lipiprotein) adalah jenis lemak yang berkombinasi dengan protein yang disebut sebagai lipoprotein. Bila mengandung sedikit lemak dan banyak protein disebut HDL dan bila mengandung banyak lemak dan kurang protein disebut LDL jumlah dan rasio HDL dan LDL dapat menunjukkan risiko penyakit jantung koroner seseorang. Olahraga aerobik yang teratur dapat meningkatkan kadar HDL dan mempengaruhi rasio HDL dan LDL. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun membran sel, sintesis vitamin D, hormon adrenal, estrogen dan hormon lain, serta diperlukan pula untuk pembentukan garam empedu. Lemak tumbuhan berkontribusi sebesar 34% pada asupan lemak sehari-hari, sedangkan lemak hewan sebesar 66%.Lemak merupakan sumber energi yang ideal untuk sel tubuh sebab setiap molekul mengandung energi yang besar, mudah diangkut dan diubah bila diperlukan. Satu gram lemak mengandung 9 kkal, 2 kali dari jumlah energi yang dikandung oleh karbohidrat dan protein. Jumlah energi yang disimpan di dalam molekul lemak pada berat badan rata-rata 70 kg, adalah 94 500 kkal (10.500 g lemak tubuh x 9 kkal). Oleh karena itu tepat bila lemak digunakan sebagai sumber energi untuk aktivitas fisik yang lama.
              Selain itu lemak dapat memproteksi organ-organ tubuh seperti jantung, hati, limpa, ginjal dll. Lemak di bawah kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari dingin berlebihan, dan lemak yang berlebihan akan bersifat sebagai pengatur suhu tubuh, terutama pada olahraga yang lama, ketika produksi panas tubuh meningkat hingga 20 kali di atas suhu normal. Lemak adalah bahan makanan yang paling lama dicerna di lambung sehingga akan memperlambat rasa lapar. Energi dari lemak terutama berasal dari trigliserida di jaringan adiposa, dan dihantarkan oleh sistem sirkulasi ke jaringan otot dalam bentuk asam lemak bebas (FFA) yang akan berikatan dengan albumin darah. Dapat pula berasal dari trigliserida yang terdapat di sel otot itu sendiri. Selama berolahraga sedang seperti jogging dengan kecepatan 10 menit per mil, sumber energi yang berasal dari bahan karbohidrat dan lemak seimbang. Bila olahraga berlangsung lebih lama, sekitar 1 jam atau lebih, tubuh akan kehabisan karbohidrat, dan penggunaan lemak akan meningkat secara bertahap.
              c. Protein
Struktur kimia protein kurang lebih sama dengan karbohidrat dan lemak, mengandung karbon, oksigen dan hidrogen. Namun protein juga mengandung zat lain yaitu nitrogen, sulfur, fosfor dan besi. Molekul dasar dari protein adalah asam amino, dan asam amino dapat bergabung satu dengan yang lain melalui ikatan peptida. Gabungan 2 asam amino disebut sebagai dipeptida dan bila tiga disebut sebagai tripeptida. Tubuh manusia memerlukan 20 jenis asam amino yang berbeda, ada 9 asam amino yang tidak dapat disintesis dalam jumlah yang cukup oleh tubuh, disebut sebagai asam amino esensial, dan terdapat 12 yang dapat dibuat oleh tubuh disebut asam amino non esensial. Protein dapat dioksidasi untuk selanjutnya digunakan sebagai sumber energi. Protein merupakan senyawa utama untuk sintesis komponen seluler dalam pembentukan jaringan baru. Protein yang dikandung oleh sel tidak selalu tetap jumlahnya. Jumlah protein pada otot skelet adalah 65% dari jumlah protein tubuh dan jumlah ini dapat meningkat banyak dengan latihan beban (resistance training). Selain diperlukan untuk membesarkan otot, protein diperlukan pula untuk pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Fungsi buffer ini penting selama altet melakukan olahraga berat, yaitu saat tubuh altet menghasilkan produk metabolisme asam dalam jumlah besar. Protein yang ada di dalam darah seperti globulin dan albumin akan mempertahankan tekanan osmotik dalam sirkulasi darah. Hal ini akan mempertahankan cairan darah atau serum agar tetap berada di dalam pembuluh darah, tidak keluar ke jaringan sekitarnya oleh tekanan darah arteri yang tinggi. Namun konsumsi protein dalam jumlah besar tidak berarti akan langsung membesarkan otot, bahkan hal ini berbahaya sebab kelebihan nutrien ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Bila kelebihan berlangsung lama akan menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal dan hati. Banyak altet angkat besi dan altet power lainnya mengkonsumsi cairan, larutan, pil atau bubuk protein sebagai suplemen. Namun dari beberapa penelitian tidak ditemukan manfaat asupan protein yang berlebihan melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang sudah ditetapkan, bahkan dapat menyebabkan timbulnya berbagai keluhan seperti diare dan kehilangan kalsium berlebihan. AKG protein bagi altet telah ditetapkan oleh para ahli lebih tinggi dari orang sedentari, dan dianggap cukup aman untuk menyediakan energi bagi altet selama berolahraga dan untuk resintesis protein setelah berolahraga. pada saat tubuh menggunakan protein sebagai sumber energi, akan ditemukan ekskresi nitrogen yang meningkat bersama keringat, dan keadaan ini ditemukan bila seseorang berolahraga hingga tingkat saat cadangan glikogen habis. Disini jelas pentingnya peran karbohidrat sebelum protein digunakan sebagai sumber energi (protein sparer). Hal ini merupakan faktor penting untuk diperhatikan pada altet yang melakukan olahraga endurans lama dan atau pada altet yang sering melakukan latihan berat saat jumlah cadangan glikogen sangat berkurang. Altet yang melakukan latihan lama dan berat akan menggunakan protein sebagai sumber energi dan berarti akan menekan sintesis protein. Oleh karena itu altet yang melakukan latihan beban untuk membesarkan otot akan menghindari latihan endurans yang lama. Tidak semua protein dalam tubuh tersedia sebagai sumber energi, namun protein otot sangat mudah dikonversi pada saat dibutuhkan, khususnya pada olahraga lama. Asam amino di otot akan diubah menjadi alanin kemudian diangkut dari otot yang aktif ke hati untuk dideaminasi. Energi yang berasal dari siklus alanin-glukosa akan mensuplai 10 – 15% energi total yang diperlukan selama olahraga/latihan atau 60% berasal dari glukosa hati.

      2. MIKRONUTRIEN
          Hingga saat ini disadari peran penting sejumlah kecil vitamin dan mineral bagi efektivitas metabolisme penyediaan energi tubuh. Sebenarnya bila konsumsi makanan cukup dan bervariasi (sesuai dengan yang dianjurkan), tambahan vitamin dan mineral tidak diperlukan. Akan tetapi terdapat beberapa kecenderungan para altet akan merasa sehat dan mantap bila mengkonsumsi berbagai macam vitamin, mineral atau suplemen lainnya. Namun asupan vitamin dan mineral berlebihan dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti vitamin larut dalam lemak yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan tulang. Secara umum fungsi vitamin ini adalah sebagai regulator pada proses metabolisme pembentukan energi, pada sintesis jaringan dan aktivitas biologik lainnya. Vitamin larut dalam air berperan sebagai bagian koenzim pada reaksi pembentukan energi yang terjadi di dalam sel. pada kenyataannya vitamin dapat digunakan berulang pada reaksi metabolisme energi, sehingga bagi mereka yang aktif atau altet tidak diperlukan vitamin lebih banyak dari pada mereka yang kurang aktif, selama asupan makanannya seimbang. Sebanyak kurang lebih 4% massa tubuh terdiri dari mineral, yang terdapat di dalam enzim, hormon dan vitamin. Mineral dalam bentuk lebih kompleks dapat ditemukan di berbagai jaringan seperti kalsiumfosfat di dalam tulang atau dalam bentuk kalsium bebas di dalam cairan intraseluler. Dikenal 2 jenis mineral yaitu yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (<100mg sehari) disebut sebagai mikro mineral (minor) dan mineral utama (major). Mineral turut menjadi bagian dari senyawa kimia yang terlibat pada proses metabolisme pembentukan energi. Terdapat 3 peran utama mineral di dalam tubuh:
1 Merupakan bagian dari struktur tulang dan gigi
2 Berperan secara fungsional untuk mempertahankan irama jantung normal, kontraksi otot, konduksi saraf dan keseimbangan asam basa tubuh.
3 Berperan sebagai regulator pada metabolisme seluler dan sebagai bagian dari enzim dan hormon yang mengendalikan berbagai aktivitas seluler
           a. Kalsium
              Mineral ini dibutuhkan untuk kontraksi otot, transmisi impuls, mengaktifkan enzim, pembekuan darah dan pergerakan cairan melewati membran plasma. Lebih dari 99% kalsium tubuh total terdapat di dalam tulang. Bila kadar kalsium darah rendah akibat asupan kurang, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang terutama bila keadaan demikian berkepanjangan. Pelari jarak jauh seperti pelari 10 km dan maraton sering mengalami osteoporosis akibat latihan berat yang berkepanjangan, terutama bila asupan makanan tidak seimbang yang dapat menyebabkan persentase lemak tubuh menjadi sangat rendah dan stres berat akibat latihan akan menghambat produksi estrogen. Untuk masyarakat umum, terutama pada lansia, olahraga dengan intensitas sedang akan merupakan pemicu untuk mempertahankan dan meningkatkan massa tulang.
          b. Natrium, Kalium dan Klor
             Peran mineral ini adalah untuk mempertahankan pertukaran zat gizi dan produk sisa metabolisme antara sel dengan cairan ekstra sel. Natrium dan klor merupakan mineral utama di dalam plasma darah sedangkan kalium adalah mineral utama di dalam sel. Fungsi lainnya adalah memantapkan pergerakan listrik melewati membran sel. Perbedaan listrik antara bagian dalam dengan luar sel diperlukan antara lain untuk transmisi impuls saraf dan sebagai pemicu kontraksi otot.
          c. Besi
              Telah jelas pada mereka yang tidak cukup mengkonsumsi besi dalam asupan makanannya akan mengalami kekurangan hemoglobin dan hal ini dapat menimbulkan keluhan kurang nafsu makan, kemampuan fisik menurun bahkan untuk latihan ringan lama sekalipun. Bila hal ini terjadi, pemberian suplemen dapat mengatasi berbagai keluhan tersebut. Kekurangan besi dan feritin sering ditemukan pada altet wanita. Absorpsi besi dapat ditingkatkan bila mengkonsumsinya bersama dengan daging atau makanan yang kaya vitamin C. Namun perlu diwaspadai, kelebihan besi akan memberi dampak yang negatif. Kekurangan besi pada altet dapat disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang besar akibat latihan berat, kehilangan melalui keringat dan destruksi sel darah merah pada olahraga berat.
          d. Radikal bebas dan antioksidan
              Minimal terdapat 2 hal yang menyebabkan radikal bebas dapat diproduksi oleh tubuh pada saat berolahraga, yaitu:
               1) sebagai akibat kebocoran elektron dalam mitokondria
               2) selama terjadinya iskemia akibat olahraga berat.
             Kerusakan akibat radikal bebas terjadi terdapat gangguan keseimbangan antara radikal bebas yang terbentuk dengan antioksidan yang ada. Radikal bebas dapat merusak setiap komponen sel terutama membran bilayer asam lemak. Kerusakan akibat olahraga berat tergantung pada intensitas dan tingkat latihan yang dilakukan. Latihan berat pada orang yang tidak terlatih akan memproduksi radikal bebas lebih banyak, dan lebih sering ditemukan di otot dari pada di dalam darah.
          e. Air
             Fungsi air bagi tubuh sangat jelas dan penting, sehingga bila terjadi kekurangan cairan pada tubuh seseorang terutama bagi altet maka akan mengganggu penampilan altet tersebut. Air diperoleh dari cairan, makanan dan proses metabolisme tubuh. Dalam sehari seseorang biasanya minum air sebanyak 1200 ml dan akan meningkat saat seseorang melakukan aktivitas fisik dan akan lebih meningkat lagi bila olahraga dilakukan di lingkungan yang panas. Suhu tubuh dapat meningkat di atas batas normal. Hal ini dapat terjadi pada altet yang berolahraga dalam waktu lama pada suhu panas. Setiap perubahan berat badan sebelum dan sesudah berolahraga merupakan petunjuk adanya kehilangan cairan tubuh selama berolahraga. pada keadaan-keadaan seperti ini sangat diperlukan penggantian cairan tubuh. Pemberian cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama berolahraga perlu memperhatikan hal berikut:
            1. Pengosongan lambung air dengan suhu dingin (5°C) akan lebih cepat meninggalkan lambung
            2. Volume cairan minum sedikit-sedikit lebih baik untuk menghindari perasaan penuh di lambung
             3. Larutan kental
Pengosongan lambung akan lebih lambat bila cairan yang diminum mengandung elektrolit atau glukosa.


BAB III
ISI/
KEBUTUHAN NUTRISI PADA ATLET

A. Pengaturan Kebutuhan Nutrisi Atlet
       Tujuan pengaturan gizi selama periode pembinaan prestasi atlet pencak silat Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah menyediakan makanan yang memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi makro dan mikro sesuai dengan ukuran tubuh, aktivitas, program latihan dari tiap jenis proporsi latihan atlet pencak silat, serta menanggulangi kasus-kasus khusus yang ditemukan selama masa pembinaan dan berkaitan dengan gizi.
       Memberikan konsultasi dan pendidikan gizi, baik secara formal dan informal terhadap atlet, ofisial, serta pengelola makanan atlet. Monitoring dan evaluasi terhadap status gizi atlet dan pelaksanaan penyelenggaraan makanan atlet.
       Selama masa pembinaan dikenal beberapa tahap, yakni periode persiapan pertandingan/latihan, periode pertandingan/latihan dan periode pemulihan.
Pengaturan gizi pada masa latihan bertujuan memperbaiki status gizi, baik akibat defisiensi zat gizi maupun kelebihan gizi; Memelihara kondisi fisik atlet agar tetap optimal selama menjalani latihan intensif; Membiasakan atlet terhadap makanan yang sehat dan seimbang untuk kesehatan dan prestasi.
       Beberapa prinsip pengaturan gizi pada masa latihan.
       a. Makanan bervariasi. Setiap makanan mempunyai keunggulan dan kekurangan zat gizi tertentu. Dengan memberikan makanan yang beraneka ragam setiap hari, kekurangan zat gizi dari satu makanan akan dilengkapi makanan lain.
       b. Makanan lebih banyak sumber hidrat arang kompleks yang berkualitas seperti nasi merah, roti gandum, sayuran dan kacang-kacangan.
      c. Mengurangi lemak, terutama lemak jenuh. Untuk mengurangi lemak dalam makanan dapat dilakukan dengan cara memilih daging/ayam yang sedikit lemak/kulit, mengurangi pemakaian santan, minyak, memasak dengan cara dibakar dan menggunakan susu rendah lemak.
      d. Mengurangi penggunaan gula yang berlebihan. Gula merupakan alternatif yang baik dalam dunia otahraga jika jumlah, jenis kombinasi dan waktu pemakaiannya dilakukan secara tepat.
      e. Mengurangi penggunaan garam.
      f. Minum air putih atau jus buah Iebih banyak. Tujuannya untuk mengontrol status hidrasi. Atlet sebaiknya selalu menimbang berat badan sebelum dan sesudah latihan.
      g. Makan jenis makanan yang kaya kalsium untuk atlet putri, terutama pada atlet yang mengalami gangguan menstruasi.
       h. Makan jenis makanan yang kaya zat besi, khususnya atlet putri dan yang vegetarian.
      Menghadapi pertandingan, pengaturan gizi perlu dilakukan secara seksama karena harus mempertimbangkan sasaran pencapaian puncak prestasi yang diinginkan. Tujuan pengaturan makan adalah meningkatkan cadangan glikogen otot dan mencegah terjadinya hypoglikemi, menjaga status hidrasi dan menenangkan lambung agar tak bermasalah.
       Dengan pengaturan waktu makan yang tepat sebelum bertanding, makanan dalam lambung akan menetralisasi cairan lambung sehingga lambung tidak terasa nyeri dan mengurangi rasa lapar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan makanan atlet: Waktu atau kesempatan yang ada untuk mengembalikan cadangan glikogen dan status hidrasi dalam periode pertandingan atau turnamen; Jadwal pertandingan dengan interval waktu tiap sesi pertandingan; Adanya risiko gangguan pencernaan karena jenis makanan dan waktu makan yang tidak tepat, semisal kembung.
      Tujuan pengaturan makanan sebelum pertandingan: Memberi makanan yang memenuhi kebutuhan kalori dan zat gizi agar dapat membentuk cadangan glikogen otot.
       Prinsipnya, makanan lebih banyak hidrat arang kompleks untuk meningkatkan cadangan glikogen. Untuk meningkatkan cadangan glikogen perlu diperhatikan faktor yang mempengaruhi terbentuknya cadangan glikogen; Faktor yang mempengaruhi terbentukya cadangan glikogen hati adalah pecernaan dan jenis hidrat arang.
       Prinsip berikutnya, makanan rendah lemak karena proses pencernaan lemak memakan waktu lama; Mengurangi jenis makanan yang tinggi serat karena akan menyebabkan lambung penuh; Minum yang cukup; Mengatur waktu makan dan jenis makanan yag dikonsumsi sesuai jadwal pertandingan.  Usahakan agar makanan yang dikonsumsi sebelum bertanding sudah dikenal dan atlet terbiasa dengan makanan itu.

B. Kebutuhan Nutrisi Saat Atlet Latihan (Training)
       Kebutuhan nutrisi atlet perlu diperhatikan mengingat kebutuhan energi tubuhnya lebih tinggi dibandingkan non atlet. Kebutuhan nutrisi yang memadai dibutuhkan tidak hanya pada saat bertanding tetapi juga pada waktu latihan. Tidak ada yang khusus dalam asupan makanan atau diet saat latihan namun ada beberapa hal yang perlu diawasi, yaitu: Makanan sebaiknya bervariasi, jumlah lemak dan karbohidrat dalam makanan disesuaikan dengan kebutuhan atlet. Selain itu perlu diperhatikan asupan serat yang membantu kelancaran sistem pencernaan dan minum air yang cukup agar tidak timbul keluhan yang tidak diinginkan terutama bila latihan di lingkungan panas. Untuk mengetahui ketepatan jumlah asupan makanan sebaiknya dilakukan penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan pengukuran persentase lemak tubuh atlet secara berkala.

C. Kebutuhan Nutrisi Saat Atlet Bertanding (Kompetisi)
       Setiap altet biasanya memperisapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi suatu pertandingan, termasuk mempersiapkan asupan makanan yang harus dikonsumsinya pada saat bertanding agar kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Kelelahan yang timbul saat bertanding umumnya tergantung dari jenis dan durasi olahraga, namun faktor lingkungan perlu pula dipertimbangkan. Kelelahan pada saat bertanding dapat disebabkan oleh diplesi cadangan karbohidrat akibat kadar glukosa darah rendah, dehidrasi dan akibat gangguan keseimbangan natrium darah. Untuk menghindari adanya gangguan pada kinerja altet, sebelum pertandingan perlu dipersiapkan beberapa hal, yaitu:
       1 Pastikan cadangan glikogen tubuh penuh baik di hati maupun di otot. Keadaan ini dapat dicapai dengan carbohydrate loading (untuk altet jarak jauh).
       2 Cairan tubuh cukup
       3 Hindari gangguan atau cegah timbulnya masalah pada saluran pencernaan
       4 Perhatikan makanan sebelum pertandingan (pre-event meal)
       5 Minum dan makan saat bertanding, namun tidak boleh mengganggu pengosongan lambung sebab akan menghambat pengosongan cairan dari lambung serta dapat menyebabkan timbulnya keluhan sakit perut.

D. Pemulihan Kebutuhan Nutrisi Saat Selesai Bertanding
       Altet dari beberapa cabang olahraga pencak silat dapat bertanding lebih dari satu kali dalam sehari. Agar kinerja altet tetap optimal pada saat pertandingan, dapat dilakukan berbagai cara antara lain pemijatan, tidur dan dari aspek nutrisi perlu dilakukan:
       1. Penggantian cairan atau elektrolit yang hilang melalui keringat
       2. Mengganti cadangan glikogen yang habis digunakan selama olahraga
       3. Memberikan suplemen yang diperlukan untuk pemulihan dan penggantian sel-sel yang rusak


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
       Nutrisi pada altet atau mereka yang aktif, seyogyanya tetap mengikuti anjuran yang baku sesuai umur, jenis kelamin, berat dan lamanya aktivitas fisik yang dilakukan. Namun pada pemberian makanan, tetap perlu diperhatikan fungsi masing-masing bahan makanan bagi jenis olahraga altet , apakah jenis olahraganya endurans atau latihan beban dan apakah untuk aktivitas fisik yang berat atau lama dan berkepanjangan. Pemberian suplemen tidak perlu dilakukan pada altet yang dapat mengkonsumsi makanan seimbang. Kondisi hidrasi altet merupakan hal yang tidak boleh diabaikan, sebab bila terjadi kekurangan cairan tubuh maka akan sangat mengganggu kinerja altet Ahli gizi dan pelatih perlu menitikberatkan perhatian pada pemberian nutrisi yang tepat selama masa latihan, saat kompetisi dan pada waktu pemulihan.

B. Saran
       Setelah penulis dapat menuangkan karya tulis ini maka demi keberhasilan pencapaian prestasi atlet pada Khususnya, penulis menyampaikan saran- saran sebagai berikut :
       1 Memberikan konsultasi dan pendidikan gizi, baik secara formal dan informal terhadap atlet, ofisial, serta pengelola makanan atlet. Selalu memonitoring dan mengevaluasi terhadap status gizi atlet dan pelaksanaan penyelenggaraan makanan atlet.
       2 Pelatih perlu menitikberatkan perhatian pada pemberian nutrisi yang tepat selama masa latihan, saat kompetisi dan pada waktu pemulihan.

C. Penutup
       Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah atas rahmat dan karunia Nya, sehingga penyusunan karya tulis ini dapat terselesaikan, meskipun masih banyak sekali kekurangn disana-sini.
       Oleh karena itu ucapan terima kasih dan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ini, terutama kepada Ayah dan Ibu yang telah mendukungku, juga kepada adek adekku yang selalu menyayangi penulis terus, Semoga Alloh SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga amal jariah mereka mendapat pahala yang berlipat ganda atas amal sholeh yang mereka lakukan.
       Akhirnya, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman dan penulis khususnya. Amien.



DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Bachyar. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarat: Balai Pustaka.
E. Beck, Mary. 2000. Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
Fanani, Syarif. 2007. Karya Tulis Manifestasi Aqidah dan Iman Dalam Pribadi Pemuda Muslim. Surakarta.
Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset.
Hadikusuma, Djarnawi. 1992. Materi Dasar Pendidikan Ragawi Tapak Suci Tingkat Satu. Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah .
Purwoko, Andrea. 2004. Karya Tulis Efektifitas Metode Hukuman Terhadap Keaktifan. Surakarta

http://www.pdgmi.or.id/media/Edisi%20Agustus%202004/NUTRISI%20PADA%20ATLET,2.pdf.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0701/06/x_ked.html


RANGKAIAN JURUS 
LETAK TANGAN DAN KAKI SERTA SASARAN LAWAN
Oleh 
Rufadi Islah
Guna Ujian Kenaikan Tingkat Dari Siswa Melati 4 ke Kader Dasar
Universitas Muhammadiyah Surakarta

1. Sikap tempur katak - kaki kiri depan - (Lawan I)
2. Katak melempar tubuh
- tangan kanan depan (satu langkah zig-zag kanan depan) - ulu hati
3. Mawar mekar
- tangan kanan (menangkis)
- kaki kanan kebelakang (sejajar kaki kiri) - Tangkisan (tangan kanan Lawan II)
4. Ikan terbang menggoyang sirip
- tendangan kaki kiri (lintasan setengah lingkaran dari samping) - Rusuk kanan
5. Balik satu
6. Ikan terbang menerjang sarang
- menggambil kepala lawan dengan kedua tanggan
- menarik kepala dibenturkan kelutut kiri - Kepala (Lawan III)
7. Sabetan ikan terbang - Srekelan kaki kanan
- tangan kanan melindungi kepala - Kaki kiri
8. Harimau menggoyang ekor - Lontaran kaki kiri, sisi kaki bagian luar. - kepala
9. Sikap katak tempur - Kanan depan - (lawan II)
10. Katak melempar tubuh 2X - 1. kanan kiri
- 2. kanan kanan - ulu hati
- ulu hati
11. Ikan terbang menggoyang sirip - tendangan kaki kiri (lintasan setengah lingkaran dari samping) - Rusuk kanan
12. Sikap naga - Kaki kiri depan
13. Tandukan naga jantan - Ujung keempat jari terbuka rapat, ibu jari tertekuk rapat; Tangan kanan - Ulu hati
14. Naga terbang lintasan kedalam - Pisau tangan kiri - leher
15. Sikap rajawali Kiri depan
16. Rajawali membentang sayap - Tangan kanan depan
- (kuda-kuda Kaki kiri depan) - Tangkisan tangan
17. Gigitan naga - Telunjuk dan jari tengah rapat tertekuk ibu jari.
- (kuda-kuda Kaki kanan depan) - Kerongkongan (Lawan II Mati)
18. Mawar Mekar - Tangan kanan (menangkis)
- Kaki kiri kesamping kiri ½ lingkaran - Tangan kanan Lawan I
19. Katak melempar tubuh - Tangan kiri
- (Kuda-kuda kanan depan)
- Maju - Ulu hati
20. Ikan terbang menggoyang sirip - Kaki kiri - Rusuk kiri
21. Sikap mawar - Kuda-kuda kanan depan
22. Bunga mawar mekar menyongsong matahari - Tangan kiri lingkar dari atas kebawah.
- Tangan kanan lingkar dari bawah keatas
- Tangkisan kaki kanan
23. Meliuk ½ badan kedalam - Kedua tangan; membawa kaki kanan lawan - Kaki kanan lawan
24. Sabetan ikan terbang - Kaki kiri lawan bawah - Kaki kiri
25. Katak melempar tubuh - Tangan kanan, kebawah - Ulu hati
26. Sikap Mawar



RIWAYAT HIDUP PENULIS


1. Nama                         : Rufadi Islah
2. Tempat Tanggal Lahir : Pati, 03 April 1986
3. Jenis Kelamin             : Laki – Laki
4. Kewarganegaraan      : Indonesia
5. Agama                       : Islam
6. Alamat                       : Dkh. Mbalong, Desa Karas Rt. 02 Rw. 03 Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang.
7. Pendidikan
  • SD I Negeri Karas Kec. Sedan lulus tahun 1998
  • SMP I Negeri Sedan Kec. Sedan lulus tahun 2001
  • SMU I Negeri Rembang Kab. Rembang lulus tahun 2004
  • UMS tahun 2004 – sekarang.
8. Hobby                      : Pencak Silat/Bela diri
Daftar Riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar – benarnya.


Surakarta, September 2007


RUFADI ISLAH




LEMBAR PENGESAHAN


Disusun dan diajukan sebagai syarat untuk menempuh gelar Kader Dasar pada Perguruan Seni Bela Diri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah Unit 03 Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Disusun dan dipersiapkan oleh : Rufadi Islah
Hari :…………………………
Tanggal :…………………………



Mengesahkan
Kordinator Dewan Kader
Tapak Suci Putera Muhammadiyah Unit Assalam



(…………………………………)

Comments :

0 comments to “ KARYA TULIS GUNA UJIAN KENAIKAN TINGKAT KE KADER DASAR TAPAK SUCI UNIT 003 UMS ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!