Friday, January 22, 2010

Sebelum Cahaya


Nie yang namanya Januari kelabu ya begini.

Sepertinya aku dah trauma sama yang namanya ulang tahun, selalu aja banyak masalah yang ditimbulkan oleh yang namanya ulang tahun, aku sendiri binggung apa sih pentingnya ulang tahun itu, Cuma sekedar untuk merenung sie boleh-boleh saja, namun yang aku rasakan kok ngak ya, ulang tahunku 3 april itu aja pas hari “H” aku nyosor di pinggir jalan lumayan 3 jahitan dijidat sebelah kanan, trus ada masalah dengan teman pas hari itu, mungkin karena apa aku juga ngak ngerti, moga aja hanya mitos saja, ngak terlalu kulebih-lebihkan.

Ini lagi januari kelabu, halah udah punya hati namun trauma itu kambuh karena seseorang yang akan mengisi jiwaku kedepan, namun pas hari ulang tahunnya bubar semua angan-angan.

Ada rasa bersalah karena di diamkan, perasaan di diamkan tau sendiri gimana rasanya, ya binggung kesel campur aduk, masak disuruh ngemis permintaan maaf, kayaknya aku patut diberi harga diri sedikitlah.

Aku sekalipun tidak pernah marah ma dia, namun sekali dia marah, woooo,……… putus sudah smuanya.

Ya udah aku ngak dendam, kan yang salah aku ”mengucapkan met ultah telat”, dah menjadi refleksi manusia dikala ada masalah akar permasalahannya itu aku belum tahu, apakah aku pernah berjanji untuk datang kesana mungkin aku belum menepati ataukah karena janji 2 tahun itu (maaf isi perjanjiannya masih terbungkus rapi alias ”secret”).

Beginikah rasanya kehilangan, namun untungnya aku punya hati cuek, tak terasa ngalir begitu aja, namun pas waktu mati lampu (sering sekali tu PLN madamin listrik) kala sendiri teringat juga, sedih, dan tentunya melamun tentang semua dari dirinya.

Memang egoisnya aku, tau sendirilah bagaimana aku hidup, ngak punya saudara dan mainku dirumah ngak ada teman itulah keseharianku sehingga menimbulkan sifat ke-ego-an ku yang mendasari tingkah lakuku samapi saat ini, dengan label anak tunggal, maaf saya marah kalau di kata anak tunggal itu ”manja”.

Semoga kamu disana baik-baik saja karena tau sendiri aku siapa dan bagaimana keadaanku sekarang ini, belum kuatku menopang smua permasalahan ”membina keluarga”, kalau memang yang salah aku terima disalahkan, namun aku sendiri ingin sebenarnya berkomukasi seperti dulu kala, entah sebagai teman ataupun sebagai musuhpun ngak masalah, yang penting ada suatu komunikasi.

Dan semoga tulisan ini kamu baca, karena aku sudah tak punya rasa berani lagi karena malu menghadapmu, biarlah ngak jodoh ngak masalah yang penting do’aku semoga kamu mendapatkan yang terbaik, aku yakin kamu bakalan menjadi seorang yang mulia karena kamu rajin beribadah dan moga mendapatkan pendamping yang sesuai dengan tingkat keimananmu yang baik itu, Amin !!!.



Tulisanku ini kupersembahkan untuk sebuah kisah yang telah lampau, atas kisah dari "Sebelum Cahaya" by Letto sebagai inspirasi.

Ingatkah kepada angin yang berhembus,........... 
kuatkan hati,......... 









Comments :

0 comments to “ Sebelum Cahaya ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!