Sunday, November 22, 2009

HIK - Angkringan - Solo



Malam ini begitu sepi sekali di kos-kosan tempatku bernaung dari panas dan hujan, tapi yang benar dari hujan karena sekarang musim hujan, di sini kota Solo sedang musim hujan jadi cuacanya sangat dingin sekali, tapi enak sekali suasana seperti ini.

Sekarang aku merasa di malam ini sedikit kelaparan lantara satu hari ini aku baru makan tadi siang, bukan lantara karena program diet yang aku jaani, mungkin karena kemalasanku kalau tinggal di Solo pasti malas untuk mencari warung untuk menganjal perut kosong ini, dan selalu kosong ini.

Malam ini begitu sepi dan dingin menjadikanku semakin lapar saja mungkin aku akan keluar untuk mencari sesuap nasi menganjal perut kerontjongan ini.

Di solo ini kalau malam hari jarang baget ada warung yang menyediakan masakan berupa sayur-sayuran yang paling banyak paling-paling tempat angkringan berupa gerobak dorong terbuat dari kayu, yang ada tutup berupa terpal, dan jangan lupa kekhasan dari angkringan ini adalah adanya bakaran yang disediakan oleh sang penjual sehingga pembeli dapat membakar psanan baik berupa gorengan maupun lauk pauk yang lain, kalau di solo ini tepatnya deket kampus UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) menyebutnya HIK (Hidangan Istimewa Kampus), banyak yang di tawarkan dari angkringan mulai dari nasi yang terbungkus rapi yang kerucut itu biasanya ada sambelnya, dan yang segi empat itu sedikit sayur berupa kering dan kacang-kacangan, harga nasi mulai dari Rp. 600,- sampai Rp. 1000,- tergantung dari isi ikannya. dan juga sate-sate seperti sate keong, sate telur burung puyuh, sate ati (sate hati ayam + ampla), maupun sate usus (usus ayam), dan yang asiknya lagi adalah kita boleh membeli cukup satu tusuk yang kita minta dan kita dapat membakarnya, sehingga lauk tersebut tersedia dengan hangat cukup dengan harga Rp. 500,- sampai Rp. 1.500,-. Tak lupa kita juga dapat memesan minum, mulai dari es/hangat teh, es/hangat kopi, es/hangat jeruk, es/hangat susu putih/coklat, maupun jeruk hangat mulai dari harga Rp. 1000,- sampai Rp. 1.500,-. serta kita dapat berlama-lama duduk di dalam angkringan tersebuat atau bahkan biasanya di sediakan tikar buat kita menghabiskan waktu malam berbincang-bincang dengan teman-teman kita.

Terbilang murah bagi kalangan anak kampus layaknya kami sebagai orang rantau, tentu saja inilah potret kehidupan kami sebagai pelajar belajar di tanah milik orang jauh dari orang tua kami, dan juga kita dapat menikmati suara angin luar dan canda teman kita, serta keramah tamahan dari sang penjual HIK tersebut.

Itulah sedikit cerita tentang keadaanku malam ini dan juga kita tahu semua tentang kekhasan dari masing-masing kota dalam hal ini kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Comments :

0 comments to “ HIK - Angkringan - Solo ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!