Monday, January 31, 2011

Mengelus Dada



Himpitan ekomoni yang menjadi alasan bagi mereka yang dengan kekhilafan tingkat tinggi menjadi seorang yang buas rela merendahkan diri bagai binatang yang beberapa hari tidak mendapatkan makanan.

Itulah kisah seorang yang tidak mau menerima keadaan yang tengah dialaminya dengan berbuat segala cara yang dengan menghilangkan sifat-sifat kemanusiaannya yang welas dan asih, membantu serta menolong orang lain menjadi seorang yang buas yang mampu menghabisi kehidupan orang lain atas “keenakan” kehidupannya sendiri.


Sebenarnya mereka tengah sadar akan berbuat demikian, mereka mampu berpikir jernih akan berkelakuan seperti tersebut, namun mereka tidak menjumpai jalan dengan berbuat kebenaran, karena mereka pikir benar dan jujur adalah sesuatu yang sulit serta menyulitkan bagi kehidupannya, karena mereka tidak tahan dengan keadaan yang benar-benar bersih.

Mereka lebih memilih menghamba pada kesesatan dengan keadaan yang boleh dikatakan kaya namun miskin iman, mereka mampu menjual harga diri serta kehormatannya di tangan sebuah benda yang disebut sebagai nilai “uang”, mereka bagai terpesonanya akan kilauan sebuah intan berlian sehingga silap matanya menjadikan mereka tidak mampu melihat jernih akan sebuah ketenangan jiwa yang sebenarnya mereka abaikan hanya demi bisa makan enak dengan kebohongan-kebohongan serta tipu sana tipu sini, suap sana suap sini, dan serta mereka tidak merasa risih dengan membasuh mukanya dengan darah orang-orang yang tidak bersalah atas dirinya.

Sungguh sangat kejam yang dilakukannya, dengan alasan ekonomi mereka mampu berbuat demikian, mampu memporak-porandakan tatanan yang sudah ada di dalam masyarakat sekarang.

Mereka seolah tidak merasa kenyang dengan lauk-pauk yang ada di piring mereka, mereka selalu merasa lapar akan kekenyangan diri, seperti mereka tidak rela kalau tetangga mereka merasa kelaparan.

Mereka layaknya seorang pembicara yang mampu bicara perih didengar serta sakit di hati, selalu berpikiran kalau harta bendanya adalah hasil keringatnya dan hanya dia yang layak menghabiskannya semua.

Menindas adalah kerjaanya yang diperbuatnya hanyalah menghina kekurangan orang lain, kita hanya mampu mengelus dada.

Comments :

0 comments to “ Mengelus Dada ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!