Sunday, November 22, 2009

si-Raja Lalim

Sepenggal kisah yang dengannya kita tak harus menjadi seorang tokoh dalam cerita ini, semoga ALLAH SWT melindungi Bangsa kita dari kejahatan pemimpin yang Lalim, amin ya rabbal alamin.

 Cobalah untuk mengerti keadaanku sekarang ini, mata tertutup, bibir terkunci rapat, serta hatipun tak dapat terbuka. Entah apa yang telah aku lakukan sehingga dengan keadaanku sekarang ini menjadikan orang lain pesimis, mungkin inilah tujuan hidupku dan akibat terlalu banyak diriku untuk membutakan hati yang lain.

Sampai kapan ini berakhir, kepayahan otakku yang tak kunjung mereda menjadikan aku seperti ditengah-tengah ketidak berdayaanku hidup di dunia ini.

Layaknya roda yang terus berbutar sehingga menjadikanku payah akibat yang tak tahu ujung pangkalnya.

Mulai kumerenung dalam dunia mayaku, lalu terbersit keinginan untuk berinovasi, namun  itu hanya angan-angan yang tak tentu  realitasnya.

Kupikirkan dalam-dalam baik serta buruknya, namun tak sampai otakku untuk menjangkaunya yang ada hanya buah pikiran yang tak tentu arah.

Seperti terombang-ambing  diriku ini, yang tak tahu  kuat seperti batu karang yang kuat dan kokoh  walaupun terjangan ombak akan selalu nenerjang.

Rapuh pula tembok hatiku ini terkikis oleh air hujan yang menderaku siang-malam hingga diriku tak mampu kokoh berdiri layaknya bangunan sempurna, sehingga tiba banjir menerjang tak kuasa aku berdiri kokoh sebagai tembok.

Mungkin bibir ini akan tertutup, akibat apa yang telah aku bicarakan sehingga tak sadar aku berucap kebohongan yang mendalam yang telah mengakibatkan banyaknya orang tersia-sia akibat bibir ini. Terbuka hanya karena nafsu duniawi yang memberikan keterangan palsu semata bagi mulut-mulut tak berdosa lainnya.

Sudah tersumbat lubang telingaku sehingga suara-suara gaduh yang mengaduh di luar sana tak sampai terdengar olehku, karena sudah bebal kuping ini, sudah muak kuping ini mendengar pinta-pinta mereka yang tak kunjung berhenti.

Mata ini seakan sudah terkena debu yang tebal yang menjadikan ketidak kelihatannya uluran tangn peminta-minta belas kasihan para tangan tak berdosa, tak ada tetesan air mata yang mengalir dariku sebagai rasa iba, seakan tersumbat pekat dan hilang.

Kenapa dengan kakiku yang tak bisa berjalan di terangnya malam, apakah yang terjadi dengan kedua kaki ini yang seakan-akan berjalan tegap menginjak-injak potongan tubuh akibat dari langkah kakiku yang salah kaprah ini.

Ada apa dengan hidungku terasa enak bersuap makanan walaupun ditengah-tengah sampah mayat manusia tak berdosa ini, lahap mula sambil tersenyum diriku ini, sambil mendendangkan nyanyian sumbang yang entah telah merusak telinga orang yang telah tuli akibat dari suara keledaiku dan janji-janjiku selama ini.

Sekarang aku yakin apa yang telah aku perbuat dahulu kala, di saat itu akupun berjanji memakmurkan semua orang-orang yang wajibku lindungi, dan dengan suara-nya pula aku dapat menikmati sejuknya duduk di singgasana yang menawan untuk saling diperebutkan ini.

Bagiku setelah aku terpilih menjadi Raja yang dengan tanganku pula aku akan meminta imbalan yang tak seimbang dengan pemberianku, dan aku telah menghisap darahnya sampai habis.

Tangan mereka akan berlumuran keringat serta bernodakan tinta merah dari dalam nadinya, serta  akan aku berikan mereka seonggok kotoran mereka sendiri untuk dimakan oleh mereka sendiri, itulah aku SI-RAJA LALIM, berhati-hatilah kepadaku agar kalian selamat tunduk serta patuhlah akan aturan-aturan yang salah kaprah dariku.

***APAKAH KITA SAMPAI HATI HIDUP SEPERTI SI-RAJA YANG LALIM TERSEBUT, SEMOGA ALLAH SWT MENJAUHKAN BANGSA KITA DARI SI-RAJA LALIM TERSEBUT, AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Comments :

0 comments to “ si-Raja Lalim ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!