Wednesday, January 19, 2011

Hitam-Putih

Semangkuk nasi putih yang ada di tanganku sekarang semoga memberikanku kekuatan yang maha dahsyat sehingga dapat menahan barang tengah hari untuk menemani dalam ketidak pastian tentang hidup.

Sekarang merenung itulah istilah yang lebih tepatnya setelah apa yang dilakukan tempo dulu adalah sebuah kesenangan yang perlu dihaturkan banyak terimakasih.

Dengan begitu akan ada rasa syukur yang berlebih yang ada di hati ini, menjalani dengan tanpa beban setiap harinya tentunya dengan helaan nafas yang panjang serta membuang keluhan itu semua.

Semua tahu akan Pengatur segala rezeki yang tidak akan “menutup mata” kepada hambanya yang masih membutuhkan sebuah keilmuan yang membimbing jiwa ini kearah yang lebih baik.

Dan tentunya selalu menyerahkan segalanya tentang takdir ini pada Penguasa alam jagad raya, dengan mengharap sesuatu yang lebih baik untuk diberikan jalan terlurus dalam hidup.

Mungkinkah kita belum mengetahui tentang arti “hitam-putih” kehidupan, karena kita adalah pembelajar yang serampangan, mencampurkan segala ilmu yang kadang-kadang hanya menjerumuskan kedalam lembah hitamnya sebuah ilmu tersebut, namun Allah Maha Pemberi Petunjuk sehingga dapat segera kembali ke-fitrah manusia sesungguhnya.

Semangkuk nasi yang ada ditangan ini lebih enak jika ada sebuah lauk pauk yang bergizi menemaninya, dan tentu saja segelas air akan memberikan kesegaran terhadap dahaga yang di timbulkannya.

Begitulah kehidupan ada bermacam-macam jenis kebutuhan yang dapat kita maksimalkan manfaatnya sebagai penambah rasa, ada yang pedas, karena memang kepedasan adalah sesuatu yang enak di dalam sebuah mangkuk, serta sesuatu yang manis seperti sebuah kecap manis sebagai penyeimbang, dan jangan sampai lupa bahwa tingkat gizi (amal ibadah) adalah sesuatu yang layak kita jaga, bukan hanya hidup mengenyangkan perut saja kita cari, namun harus kita cari sesuatu yang berharga mengapa kita harus hidup ditengah-tengah orang yang sama-sama dengan kita, namun berbeda kebutuhan akan nasi (rejeki) tersebut.

Kita yakin bahwa keadilan Sang Penguasa Alam adalah mutlak tidak bisa disanggah barang sejenak, karena kalau kita sanggah akan menjadikan diri kita murtad, sebab kehidupan kita adalah kepunyaanNya, hanya pintaan do'a yang kita panjatkan saban hari menjadikanNya lunak terhadap diri yang lemah ini.


Comments :

2 comments to “ Hitam-Putih ”

berusaha terus sambil ikhtiar adalah yang terbaik kang iia :)

genial said...
on 

@genial

mantaf saran anda,...... kadang2 kita hanya mampu berpikir/merenung belum dapat mencari jalan,. tapi Allah Maha Penyayang akan hambanya,. pasti kita di tunjukkan jalan yang terbaik,............ sadar atau tidak sadar,.......

rufadi said...
on 

Post a Comment

Thanks for Your Comment!