
Padat, hiruk-pikuk manusia seperti
robot, teratur dari mulai bangun sampai terlelap nanti, tak ketinggalan anak
manusia berlomba memecah kesunyian pagi berbaris rapi mengumandangkan nyanyian
Negeri, ada pula anak kecil yang berjejeran menjajakan suara demi selembar
rupiah di kala pagi, kontras memang tapi inilah hidup di tengah-tengah manusia
penuh kebutuhan hidup.
Tak lupa berbusana yang terlihat
cukup rapi, serta sepatu lama yang tak pernah tersentuh semir sepatu, kupakai,
demi satu tujuan dimana segepal nasi terhidang dipiring makan malamku.
Masih sendiri memang ditemani sepeda
motor butut, membelah dikerumunan layaknya mau perlombaan balap motor, kupacu
kencang agar tak sampai terlambat ditujuan, tapi toh terlambat juga, kesialan
nomer 21 memang.
Sudah 8 tahun lamanya dipijakan kaki
ini berdiri di kota kecil yang katanya ramah dan membumi namun namanya manusia
tidak ada yang sempurna, ramah di depan belum tentu baik di belakang.
Melakoni hidup sebagai pejuang tanpa
tanda jasa sudah ku lakukan setahun lebih, ada yang semanis gula, maupun
sepahit jamu jawa sudah pernah dirasakan oleh lidah ini.
Melihat saat pagi para anak kecil
menyalami orang tua mereka sebelum masuk dalam wadah bimbingan masa depan
kulihat betapa manisnya hidup ini, orang tua yang sayang terhadap anak seperti
merelakan diri untuk memberikan kuasa penuh untuk menjadikan anak-anak mereka
berguna bagi semua kepada para pejuang tanpa tanda jasa.
Terpikir kembali betapa syahdunya
peristiwa ini, tak sampai hati mengotori jiwa mereka dengan didikan yang kurang
bagus.
…………….
Diam mengawasi segala tingkah
Bukan siapa-siapa hanya titipan
Kutanamkan, tapi jangan kau tendang
Kuajari namun jangan kau dengki
………………
Ada tatapan kejujuran di
mata mereka menandakan siap menerima segala hal baru yang belum mereka ketahui,
ada yang merasa bahagia, ada juga yang merasa takjub akan aksi yang ditampilkan
oleh para pejuang tanpa tanda jasa, yang ada dibenak mereka hanya ada
keikhlasan memberi.
Dengan tangan sabar
menuliskan huruf dan angka-angka ajaib yang mempesona serta bunyi suara merdu
para pejuang tanpa tanda jasa kepada para manusia kecil yang haus ilmu dan
lantunan merdu suara dalam penyampaian sebuah nilai-nilai kehidupan
Ada riang, ada senang, tawa
membahana, serta puas dimuka, berlarian kesana-kemari bermain bersama
sesamanya.
“Harapan
dan impian”
Bergerak
ceria raut muka
Bertanya
ribuan ilmu sisi dunia
Seakan
ingin tahu dibaliknya
Haus
dan dahaga jiwa-jiwa
Sekedar
biar paham
Terbuka
saling memberi-menerima
Memberi
keikhlasan, menerima kebaikan
Riang
dimuka tenang di hati
Cakrawala
dunia kian terang
Oleh
tangan-tangan kecil
Hanya ada harapan bagi para pejuang tanpa tanda jasa agar
para pemimpi-pemimpi kecil bermimpi bebas mengarungi belahan dunia.
Selamat hari pejuang tanpa tanda jasa yang telah memberi impian
pada manusia-manusia kecil untuk mewujudkan cita-cita.
Comments :
0 comments to “ PARA PEJUANG TANPA TANDA JASA ”
Post a Comment
Thanks for Your Comment!