Awal bulan
November yang hangat, memasuki musim hujan dan meninggalkan musim kemarau yang
kering. Begitu tenang dikala pagi ini 2018 di akhir tahun di kota kecil Solo
yang bagaikan gula manis yang di kerubiti oleh para semut yang tak akan hilang
pesona manisnya. Melenggok memasuki perkampungan dengan sapaan yang terasa
sangat hangat kasihnya dengan panggilan “mas”, “monggo”, “pripun kabare” sudah
menjadi sebuah budaya saling tegur sapa satu dengan yang lain.
Masih hijau
begitu kesannya kota dengan tumbuhan yang masih elok dipandang dikala musim
kemaraupun tetap memberikan keindahan yang asri. Sebuah gerobak kecil berisikan
makanan yang dibungkus kecil serta berbagai macam gorengan menemani teh hangat
yang menjadi kebiasaan warga sebelum bekerja ataupun saat dikala senggang sambil
menunggu aktifitas yang lain.
Keramahan
orangnya, tutur sapa yang halus bahasa, dan jujur pembawaannya membawa kesan
tersendiri bahwa sungguh sangat berat meninggalkan sebuah kota imut ini. Namun sesuai
takdir-Nya manusia selalu berpindah sesuai dengan kebutuhannya dan sesuatu hal
yang lainnya.
Comments :
0 comments to “ November Pagi ”
Post a Comment
Thanks for Your Comment!