Apa yang tengah kulakukan sekarang ini adalah wujud ketidak mauan diri untuk mengakui bahwa kamu adalah yang paling berkuasa, entah itu hanya cela, maupun sudutan kata dengan berbagai makna, maupun tamparan oleh tangan ini, tak lain adalah untuk memberimu pelajaran bahwa menyakitiku sama saja dengan kesengsaraanmu.
“Dendam”
Satu kata
meruntuh semua
Seakan
berakhir dan sia-sia
Ini badan sudah letih sangat
Keringat dingin bercucuran
Terseok
langkah membawa beban
Derita hati
sungguh koyak tak terkira
Bertahan, kutahan, dan hampir mati
Membawa
dendam tak berkesudahan
Comments :
0 comments to “ Dendam ”
Post a Comment
Thanks for Your Comment!