Siang yang penuh rasa engap
hinggap membuat kesadaranku menjadi berkurang, rasa kantuk tak tertahan, sudah
kutahan sekuat tenaga namun kelopak mata ini menjadi berat, menghitam seolah
kekuatanku berdiri ini menjadi sirna.
Kenangan tempo dulu hinggap
karena tak sengaja terdengar olehku sebuah nyanyian yang berjudul “Lembayung
Bali’, oleh Saras Dewi. Tak terasa kenangan ini hadir di dalam otakku,
mengisahkan kisah-kisah usang kala SMA di pantai utara Rembang dikala sore
selepas sekolah pasti akan hinggap dilapangan baik di SMA N 1, maupun SMA N 3
bermodalkan bola basket dan hanya alas sandal yang menjadi dasar pengaman kaki
kami.
Menatap
lembayung di langit Bali
Dan kusadari betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas
Bebas berandai memulang waktu
Dan kusadari betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas
Bebas berandai memulang waktu
Bagiku kenangan itu sangat
berharga, bermain bersama dalam Rembang petang, membawa pancing, memancing haya
dapat 3 ekor ikan yang tak berharga dan ketika dibakar menjadi riang hati kami mengecap
enaknya hidangan ikan Keting.
Hingga
masih bisa kurangkul kalian
Sosok yang mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
Tegar melawan tempaan semangatmu itu
Oh jingga
Sosok yang mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
Tegar melawan tempaan semangatmu itu
Oh jingga
Namun sayang teman, karena batas
waktu, keinginan kami yang berbeda, impian dan hasrat kami memisahkan untuk
memilih belajar dijenjang yang lebih tinggi, namun kuyakin berkawan waktu dulu
merasai remaja, berbagi tantangan, tegar melawan tempaan bersama, makan,
bergiliran mandi, bercanda, berbagi TV, Tape radio,maupun tempat tidur.
Andai ada satu cara
Tuk kembali menatap agung surya-Mu
Lembayung Bali
Tuk kembali menatap agung surya-Mu
Lembayung Bali
Comments :
0 comments to “ Memulang Waktu ”
Post a Comment
Thanks for Your Comment!