Saturday, December 12, 2020

Senyuman Manismu

 


Kutemukan sebuah album foto, terselip secarik kertas, wajah mu yang sudah ter-print tempo dulu saat kamu masih ada di kota S. Terlihat senyuman manismu, sudah berapa tahun atas kepergianmu kala itu, meninggalkanku sendirian di sini, yang tak sanggupku raih tanganmu, menggenggam erat tangan mungilmu menjalani kedupan bersama.


Sekarang ini tulang-tulangku tak muda lagi ketika buah hatiku meminta main hujan-hujanan terasa nyeri di ruas-ruas tulangku, hingga hampir membuat demam badan ini, dan olesan tangan manja jantung hatiku rela mengobati sambil diam melihat punggungku yang makin melebar tak tentu arah ini.

Kujalani kehidupku saat ini dengan baik, melihat mentari pagi, merasakan dinginnya embun pagi, dan tertawa bersama-sama menertawakan tayangan yang lucu, tentu engkau yang sudah menemukan lain kehidupan harapku dengan tersenyum manis akan melihat semuanya baik-baik saja.

Kisah klasik ini takkan hilang tersapu angin dikala siang yang panas ini, menyenggat dan menghebuskan hawa kering ketika pulang, menghabiskan pagi hariku dengan bekerja untuk menyampung kehidupan yang telah kujalani bersama keluarga kecil nan bahagia.

Do’aku kan menggema, dan terimakasihku telah menghiasi hati ini, dan mohon maafku atas ketidakmampuanku saat itu, kusadari begitu lemah tuk menghampirimu saat itu, walau kau tunggu dengan waktu yang lama, karena kekurangsiapan diriku membawamu beriringan, dan telah ku terima kabar pelaminanmu serta kepergianmu tuk selamanya dari keterbukaanku terhadap cerita pernah bersamamu.  



Comments :

0 comments to “ Senyuman Manismu ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!