Kelekatan Guru (Ustad) dengan Siswa dalam Sesi
Jumat Berbagi Rasa
Sudah kami tunggu-tunggu hari dimana kami bisa bertukar rasa satu sama lain. Berani mengutarakan cerita dengan sopan, santun, jelas dan mendengarkan cerita teman yang sedang berlangsung adalah salah satu konsekuensi yang sudah kami buat kontrak bersama terlebih dahulu diawal pertemuan sehingga kami mampu menghormati satu sama lain jika ada yang bercerita, kami dengarkan dan tidak menyela, bahkan kami bisa saling memberi motivasi maupun solusi kepada teman, namun kadang waktunya yang terbatas.
Hari
ini merupakan hari yang istimewa, kelekatan bersama Ustad (Guru) kami tuangkan
dalam sesi Jumat berbagi rasa, tentunya setelah Jumat, yaitu Sabtu hanya ada
kegiatan ekstrakulikuler, dan Minggunya libur. Jumat ini kami bebas bercerita
sedih maupun senang, baik cerita bersama teman di sekolah maupun cerita tentang
adik serta kegiatan di rumah.
“Ustad,
kemarin aku bertemu Arya di tempat wisata.” Kata Dani salah satu siswa yang
sudah ditunjuk oleh Ustad.
“Iya,
Ustad.” Lanjut Arya.
“Ketika
bertemu, aku ucapkan salam terlebih dahulu, serta kuulurkan tangan untuk
bersalaman, selanjutnya kukenalkan kepada orang tuaku,” tambah Dani
bersemangat.
“Bagus
itu, saling sapa-menyapa sekalian menyambung tali silaturahmi, karena
menyambung tali silaturahmi bagi umat islam itu adalah wajib.” Ucap Ustad
Bahagia.
“Iya
Ustad, kemarin saat Car Free Day di
hari Minggu bertemu sama Ayu, aku diberi ice
cream, dapat rejeki deh, terimakasih ya Ayu?.” Kata Gandhis
“Sama-sama.”
Jawab Ayu tesenyum.
“Alhamdulillah,
Ustad akan memberi penjelasan terkait menyambung tali silaturahmi ya.” Pinta
Ustad kepada semua Siswa.
“Nah,
silaturahmi berasal dari kata shilah
yang artinya hubungan dan rahim
artinya kerabat. sehingga sering disebut dengan menjalin kekerabatan dan saling
mempererat tali kekeluargaan sesama umat muslim. Coba Ustad bacakan hadist
dulu, Rasulullah bersabda bahwa, “Engkau menyembah Allah dan tidak
menyekutukannya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan
menyambung silaturahmi”. (HR Bukhari). Disini menyambung tali silaturahmi
menurut hadist tersebut juga termasuk ke dalam bagian dari ajaran islam. Untuk
itu Rasulullah memerintahkan agar umat islam menjaga dan menyambung kekerabatan
khususnya bagi sesama muslim. Di hadist yang lain juga disebutkan bahwa, “Tidak
akan masuk surga orang yang memutus hubungan kekerabatan” (HR Bukhari dan
Muslim). Hal ini berarti sangat penting hubungan silaturahmi dilakukan dan
dengan itulah umat islam bisa kuat dan saling menyokong satu sama lain. Jika
tidak maka akan bercerai berai.” Jelas Ustad kepada seluruh siswa.
“Ada
cerita yang lain.” Pinta Ustad.
“Aku
ustad, kemarin Ibuku marah sama aku, tidak boleh mewarnai lagi, pensil warnaku
disita, belum dikembalikan.” Jelas Sinta sedih.
“Kenapa
Ibumu sampai marah begitu, kamu sudah belajar?” Tanya Ustad.
“Aku
sudah belajar.”Jawab Sinta.
“Hmmm
... sudah membantu orang tua di rumah?” tanya Ustad sekali lagi.
“Sudah.”
Jawab Sinta.
“Terus
kenapa ya, teman-teman yang lain ada masukan, kenapa mbak Sinta sampai dimarahi
oleh bunya?” Tanya Ustad kepada semua siswa.
“Barangkali
coret – coret atau mengambar di dinding Us.” Sela Zuhdi.
“Iya,
kemarin aku juga dimarahi oleh ibuku karena menggambar pesawat dan tank di
dinding.” Tambah Irham tersenyum.
“Iya
mbak Sinta, kamu mengambar di dinding dengan pensil warna?” Tanya Ustad.
“Tidak
Ustad.” Jawab sinta tegas.
“Terus
kenapa ya, barangkali besok kalau bertemu dengan orang tuamu, Ustad boleh
bertanya kepada Ibumu ya, mbak Sinta.” Pinta Ustad kepada Sinta.
“Iya
Ustad,terimakasih,” Jawab Sinta lebih lega dan tidak sedih lagi.
“Alhamdulillah,
waktunya sudah habis.” Jelas Ustad kepada seluruh siswa.
“Aku
belum Ustad.” Pinta Rini memelas.
“Aku
juga belum lho Ustad.” Pinta Sandi juga.
“Sabar,
insyaAllah besok Jumat depan masih ada waktu, kita sambung lagi ya.” Kata Ustad
mengakhiri sesi berbai rasa.
“Untuk
kesimpulan hari ini, jaga silaturahmi, mas Dani sudah berperilaku baik dengan
mas Arya, diluar sekolah apabila saling bertemu jangan acuh tak acuh ya, saling
menyapa, barangkali suatu saat bertemu Ustad maupun Ustadzah yang lain, jangan
takut apalagi sembunyi ya, tidak baik itu, Ustad ataupun Ustadzah disapa ya,
semisal kalian bertemu Ustad – Ustadzah yang sudah beberapa tahun tidak
bertemu, tetap menyapa, semisal Ustadmu lupa, sebaiknya sebutkan namamu
terlebih dahulu ya, karena Ustad – Ustadzah banyak banget siswa kadang
kelupaan.” Simpulan Ustad hari ini
kepada semua siswa.
*Tentu
kalian bertanya-tanya sebab apa Ibunya Sinta sampai marah, menyita pensil warnanya,
setelah ada kegiatan Homevisit di
hari Sabtu, kami ke rumah Sinta dan bercerita, ternyata Sinta pada waktu itu
tidak mau mandi, menurut keterangan Ibunya.
Comments :
0 comments to “ Jumat Berbagi Rasa ”
Post a Comment
Thanks for Your Comment!