Friday, January 22, 2021

Jumat Berbagi Rasa

 

Kelekatan Guru (Ustad) dengan Siswa dalam Sesi 

Jumat Berbagi Rasa

 


Sudah kami tunggu-tunggu hari dimana kami bisa bertukar rasa satu sama lain. Berani mengutarakan cerita dengan sopan, santun, jelas dan mendengarkan cerita teman yang sedang berlangsung adalah salah satu konsekuensi yang sudah kami buat kontrak bersama terlebih dahulu diawal pertemuan sehingga kami mampu menghormati satu sama lain jika ada yang bercerita, kami dengarkan dan tidak menyela, bahkan kami bisa saling memberi motivasi maupun solusi kepada teman, namun kadang waktunya yang terbatas. 

Hari ini merupakan hari yang istimewa, kelekatan bersama Ustad (Guru) kami tuangkan dalam sesi Jumat berbagi rasa, tentunya setelah Jumat, yaitu Sabtu hanya ada kegiatan ekstrakulikuler, dan Minggunya libur. Jumat ini kami bebas bercerita sedih maupun senang, baik cerita bersama teman di sekolah maupun cerita tentang adik serta kegiatan di rumah.

“Ustad, kemarin aku bertemu Arya di tempat wisata.” Kata Dani salah satu siswa yang sudah ditunjuk oleh Ustad.

“Iya, Ustad.” Lanjut Arya.

“Ketika bertemu, aku ucapkan salam terlebih dahulu, serta kuulurkan tangan untuk bersalaman, selanjutnya kukenalkan kepada orang tuaku,” tambah Dani bersemangat.

“Bagus itu, saling sapa-menyapa sekalian menyambung tali silaturahmi, karena menyambung tali silaturahmi bagi umat islam itu adalah wajib.” Ucap Ustad Bahagia.

“Iya Ustad, kemarin saat Car Free Day di hari Minggu bertemu sama Ayu, aku diberi ice cream, dapat rejeki deh, terimakasih ya Ayu?.” Kata Gandhis

“Sama-sama.” Jawab Ayu tesenyum.

“Alhamdulillah, Ustad akan memberi penjelasan terkait menyambung tali silaturahmi ya.” Pinta Ustad kepada semua Siswa.

“Nah, silaturahmi berasal dari kata shilah yang artinya hubungan dan rahim artinya kerabat. sehingga sering disebut dengan menjalin kekerabatan dan saling mempererat tali kekeluargaan sesama umat muslim. Coba Ustad bacakan hadist dulu, Rasulullah bersabda bahwa, “Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahmi”. (HR Bukhari). Disini menyambung tali silaturahmi menurut hadist tersebut juga termasuk ke dalam bagian dari ajaran islam. Untuk itu Rasulullah memerintahkan agar umat islam menjaga dan menyambung kekerabatan khususnya bagi sesama muslim. Di hadist yang lain juga disebutkan bahwa, “Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan kekerabatan” (HR Bukhari dan Muslim). Hal ini berarti sangat penting hubungan silaturahmi dilakukan dan dengan itulah umat islam bisa kuat dan saling menyokong satu sama lain. Jika tidak maka akan bercerai berai.” Jelas Ustad kepada seluruh siswa.

“Ada cerita yang lain.” Pinta Ustad.

“Aku ustad, kemarin Ibuku marah sama aku, tidak boleh mewarnai lagi, pensil warnaku disita, belum dikembalikan.” Jelas Sinta sedih.

“Kenapa Ibumu sampai marah begitu, kamu sudah belajar?” Tanya Ustad.

“Aku sudah belajar.”Jawab Sinta.

“Hmmm ... sudah membantu orang tua di rumah?” tanya Ustad sekali lagi.

“Sudah.” Jawab Sinta.

“Terus kenapa ya, teman-teman yang lain ada masukan, kenapa mbak Sinta sampai dimarahi oleh bunya?” Tanya Ustad kepada semua siswa.

“Barangkali coret – coret atau mengambar di dinding Us.” Sela Zuhdi.

“Iya, kemarin aku juga dimarahi oleh ibuku karena menggambar pesawat dan tank di dinding.” Tambah Irham tersenyum.

“Iya mbak Sinta, kamu mengambar di dinding dengan pensil warna?” Tanya Ustad.

“Tidak Ustad.” Jawab sinta tegas.

“Terus kenapa ya, barangkali besok kalau bertemu dengan orang tuamu, Ustad boleh bertanya kepada Ibumu ya, mbak Sinta.” Pinta Ustad kepada Sinta.

“Iya Ustad,terimakasih,” Jawab Sinta lebih lega dan tidak sedih lagi.

“Alhamdulillah, waktunya sudah habis.” Jelas Ustad kepada seluruh siswa.

“Aku belum Ustad.” Pinta Rini memelas.

“Aku juga belum lho Ustad.” Pinta Sandi juga.

“Sabar, insyaAllah besok Jumat depan masih ada waktu, kita sambung lagi ya.” Kata Ustad mengakhiri sesi berbai rasa.

“Untuk kesimpulan hari ini, jaga silaturahmi, mas Dani sudah berperilaku baik dengan mas Arya, diluar sekolah apabila saling bertemu jangan acuh tak acuh ya, saling menyapa, barangkali suatu saat bertemu Ustad maupun Ustadzah yang lain, jangan takut apalagi sembunyi ya, tidak baik itu, Ustad ataupun Ustadzah disapa ya, semisal kalian bertemu Ustad – Ustadzah yang sudah beberapa tahun tidak bertemu, tetap menyapa, semisal Ustadmu lupa, sebaiknya sebutkan namamu terlebih dahulu ya, karena Ustad – Ustadzah banyak banget siswa kadang kelupaan.”  Simpulan Ustad hari ini kepada semua siswa.

 

*Tentu kalian bertanya-tanya sebab apa Ibunya Sinta sampai marah, menyita pensil warnanya, setelah ada kegiatan Homevisit di hari Sabtu, kami ke rumah Sinta dan bercerita, ternyata Sinta pada waktu itu tidak mau mandi, menurut keterangan Ibunya.


Comments :

0 comments to “ Jumat Berbagi Rasa ”


Post a Comment

Thanks for Your Comment!